Reporter: Filemon Agung | Editor: Azis Husaini
KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Menanggapi ancaman defisit pasokan gas yang mendera PT Pupuk Indonesia dalam beberapa tahun ke depan, pemerintah mengandalkan sejumlah proyek gas.
Melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral dan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas) sejumlah langkah diupayakan.
Baca Juga: Urbanisasi ternyata mengubah tanda-tanda perubahan musim
Selain pasokan yang minim, harga gas juga disebut jadi penyebab ancaman defisit pasokan yang mendera PT. Pupuk Indonesia.
Kendati demikian, Kementerian ESDM dan SKK Migas dalam agenda Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VII DPR RI mengungkapkan, kebutuhan gas masih mungkin dipenuhi lewat potensi gas yang ada.
Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM Djoko Siswanto bilang pihaknya menjembatani diskusi soal harga gas antara Pupuk Indonesia dengan kontraktor migas.
Selain itu, Djoko menilai kehadiran sejumlah proyek gas dapat menjadi solusi kedepannya.
"Banyak potensi gas yang bisa menjamin kebutuhan pupuk. Ada 10 proyek gas nasional yang akan mencukupi kebutuhan gas Pupuk," ungkap Djoko, Kamis (5/12).
Hal senada diungkapkan Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto. Ia mengungkapkan, pihaknya telah berupaya mendorong Kontraktor Kontrak Kerja Sama untuk menyediakan harga gas yang kompetitif.
Baca Juga: Optimistis ekonomi membaik, BNI proyeksikan laba tumbuh 15%-17% tahun 2020
"Kedepannya, kami diskusikan agar harganya bisa ditekan dengan memanfaatkan lapangan lain," ujar Dwi.
Masih menurut Dwi, potensi pasokan bersumber dari lapangan Andaman I hingga Andaman III, juga dari Lapangan West Papua dan Sakakemang yang akan berproduksi beberapa tahun kedepan.
Ia menambahkan, dengan berporduksinya sejumlah lapangan migas tersebut, maka Pupuk Indonesia memiliki peluang untuk masuk sebagai potential buyer.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News