Reporter: Yudho Winarto | Editor: Djumyati P.
JAKARTA. Demi menyukseskan kebijakan pembatasan Bahan Bakar Minyak (BBM) Bersubsidi melalui program konversi ke bahan bakar gas (BBG). Pemerintah mulai meminta perusahaan otomotif asal Jepang mulai memproduksi kendaraan berkonverter.
"Tadi saya ketemu Duta Besar Jepang agar mulai ancang-ancang pabrik mobil Jepang, semua mobilnya sudah ada konverter," kata Menteri ESDM Jero Wacik, Rabu (18/1).
Langkah ini diambil untuk memudahkan pengguna mobil menggunakan BBG tanpa harus membeli konverter kit. Mengingat harga konverter kit masih terhitung mahal sebesar Rp15 juta. "Jadi nanti kalau beli mobil tidak perlu lagi mencari ke konverter kit," katanya.
Jero mengakui program konversi ke BBG ini terbilang rumit. Meski demikian, mau tidak mau pemerintah harus menjalankan program ini.
Pemerintah menargetkan untuk tahap pertama pemberlakuan pembatasan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi sebanyak 1,29 juta kendaraan. Target ini berlaku untuk kendaraan di Jawa dan Bali.
Untuk kebutuhan konverter kit sendiri, pemerintah masih mengusahakan dapat dipenuhi oleh industri dalam negeri melalui BUMN seperti PT Dirgantara Indonesia. Meski demikian, tidak menutup kemungkinan mengimpor langsung dari negara lain sekitar 250.000 unit.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News