Reporter: Ali Imron |
JAKARTA. Tampaknya kelanjutan proyek pembangunan ruas jalan tol Surabaya-Mojokerto (Sumo) masih tetap akan terbengkalai. Pasalnya pemerintah belum akan memutuskan nasib tol tersebut dalam waktu dekat setelah terganjal masalah legal.
Ini terjadi setelah pemilik utama konsesi ruas tol yaitu PT Marga Nuyjaya Kusumo Agung (MNA) membatalkan kerjasama untuk melanjutkan proyek tersebut. Apalagi setelah ditinggal oleh pemiliknya, Muladi yang wafat beberapa waktu lalu. “Kami tidak bisa langsung menyatakan default,” tandas Menteri Pekerjaan umum Djoko Kirmanto, Kamis (8/1) di Jakarta.
Menurutnya, pihaknya akan menyelesaikan nasib tol tersebut secara bertahap. Artinya para pemilik saham harus mengadakan rapat umum pemegang saham untuk membahas kelanjutan proyek tersebut. “Jadi tidak bisa seenaknya begitu semua harus mengikuti aturan yang berlaku,” tandasnya.
Direktur Utama Jasa Marga, Frans Sunito menyambut baik sikap pemerintah tersebut. Dia siap untuk mengikuti RUPS membahas kelanjutan tol Sumo. Dan Jasa Marga pun siap untuk menjadi pemegang saham mayoritas. “Kami akan mengusahakan untuk tetap menyelesaikan ini tanpa harus melalui tender ulang apalagi sampai dinyatakan default,”tukasnya.
Jasa marga bisa dibilang siap segala hal. Mulai dari dana pembangunan, tim ahli, dan segenap sumber daya yang ada. Pasalnya mereka masih menganggap jalur tol tersebut masih cukup visible.
Saat dikonfirmasi, PT Moeladi belum berencana untuk mengadakan RUPS dalam waktu dekat . Mereka masih mengonsolidasikan ini secara internal. “Kami masih belum bisa bicara banyak,” kata Wisnu Yanuargo, Direktur Pemasaran PT Moeladi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
