Reporter: Maria Elga Ratri | Editor: Fitri Arifenie
JAKARTA. Perkembangan industri hutan tanaman industri (HTI) mengecewakan. Selama beberapa tahun terakhir, realisasi penanaman HTI jauh dari target.
Tahun ini, Kementrian Kehutanan (Kemhut) menargetkan penanaman HTI seluas 717.976 hektare (ha). Namun ternyata, selama 11 bulan atau sampai November, realisasi penanaman HTI baru 287.311 ha atau 40,02% dari target.
Purwadi, Direktur Eksekutif Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia pesimis bahwa realisasi tersebut bisa digenjot dalam waktu satu bulan terakhir. "Apalagi sudah masuk musim hujan," kata Purwadi, Kamis (12/12).
Pencapaian yang jauh dari target ini tidak hanya terjadi tahun ini saja. . Pada tahun lalu, pemerintah menargetkan penanaman HTI seluas 910.608 ha. Namun ternyata realisasinya pada tahun 2012 hanya 399.176 ha atau 43,84% dari target.
Terlihat bahwa Pemerintah memang terus menurunkan target. Purwadi menjelaskan, hal ini karena jumlah unit pemilik izin HTI juga semakin berkurang.
Berdasarkan data Kemhut, jumlah pemegang Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu (IUPHKK) pada tanaman HTI di Januari 2013 masih berjumlah 317 unit. Memasuki semester kedua tahun ini, jumlah IUPHKK-HTI berkurang menjadi 249 unit sampai saat ini.
Berbeda dengan APHI, Kemhut justru memberikan data bahwa investasi di sektor HTI meningkat. Menurut Kemhut, investasi di sektor HTI tahun lalu mencapai Rp 2,35 triliun dan tahun ini hingga kuartal III sudah mencapai Rp 2,54 triliun. Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kemhut Hadi Daryanto menyatakan di tahun 2012, luas wilayah konsesi HTI seluruhnya mencapai 9,77 juta ha sementara tahun ini jumlah total konsesi HTI mencapai 13,12 juta ha.
Menurut Hadi, pertumbuhan tersebut didorong oleh tingginya serapan kayu industri pulp dan kertas.
Sayang bahwa Purwadi meragukan angka tersebut. Menurut Purwadi, data yang dimiliki pemerintah bukan data investasi sebenarnya. Soalnya, jumlah IUPHKK-HTI yang aktif hanya separuhnya. Sebagai gambaran, di tahun 2012, dari 235 unit IUPHKK-HTI, yang aktif hanya 106 unit.
"Investasi tersebut berdasarkan target, bukan realisasi. Lebih ke dokumen perizinan perusahaan akan investasi sekian, tetapi wujud riilnya tidak sebesar itu," kata dia.
Banyak kendala HTI
Purwadi mengakui industri HTI mengalami banyak hambatan. Salah satu kendalanya adalah persoalan infrastruktur sehingga harga kayu HTI masih rendah dan tidak seimbang dengan biaya produksi yang harus dikeluarkan pengusaha. Ini terutama dialami pemegang HTI yang ada di luar Jawa.
Selain itu, para pengusaha juga mengalami masalah dengan adanya klaim masyarakat setempat bahwa lahan hutan mereka merupakan warisan adat. Itulah sebanyak sejumlah perusahaan sudah memegang izin pemanfaatan hutan, namun tidak bisa berbuat apa-apa karena adanya klaim tersebut. "Sering terjadi konflik lahan dengan masyarakat sekitar," jelas Purwadi.
Menurut Purwadi, faktor paling yang penting bagi pengusaha adalah kepastian. Namun sering terjadi, pengusaha sudah mencapai kesepakatan dengan juru runding atau negosiator yang merupakan wakil masyarakat yang ditunjuk. Namun, ternyata muncul warga masyarakat lain yang juga mengklaim sebagai pemilik lahan.
Potensi industri hutan HTI sebenarnya sangat besar. Menurut Kemhut, potensi stok pohon di wilayah penanaman HTI mencapai 60 juta m3. Sayangnya, yang bisa diproduksi alias ditebang untuk diolah selanjutnya baru sekitar 21 juta meter kubik. n
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News