Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) Jawa-1 siap melaju. Pasalnya, saat ini pendanaan proyek pembangkit listrik berbahan bakar gas terbesar di Asia Tenggara itu sudah memasuki tahap dry close.
Direktur Utama Jawa Satu Power, Ginanjar meyakini pada bulan depan, finalisasi pendanaan atau Financial Close (FC) bisa terpenuhi. “Sudah dry close, Insya Allah pertengahan November (tahun) ini financial close,” ujar Ginanjar saat dihubungi KONTAN, Sabtu (20/10).
Adapun, nilai investasi yang dibutuhkan untuk proyek ini adalah sebesar US$ 1,8 miliar dengan memperhitungkan kurs rupiah terhadap dollar Amerika Serikat sebesar Rp 15.000. Pendanaannya didapat dari Asian Development Bank (ADB), Japan Bank for International Corporation (JIBC), Nippon Export of Invesment (Nexi), dan sejumlah bank komersial.
PLTGU yang ditargetkan akan beroperasi pada tahun 2022 ini digarap oleh konsorsium PT Pertamina (Persero) dengan 40% saham, Marubeni Corporation sebesar 40% dan Sojitz Cororation dengan 20% saham. PLTGU yang akan berdiri di Cilamaya, Jawa Barat ini merupakan pembangkit listrik berbasis gas pertama di Asia yang mengintegrasikan Floating Storage and Regasification Unit (FSRU) dengan Combined Cycle Gas Turbine (CCGT).
Konsorsium General Electric (GE), Samsung C&T (Samsung) dan PT Meindo Elang Indah (Meindo) dipilih sebagai kontraktor untuk rekayasa, pengadaan, dan konstruksi (engineering, procurement, and construction/EPC). Sedangkan pemeliharaan PLTGU Jawa-1 yang meliputi pemeliharaan turbin gas, turbin uap, dan generator serta peralatan pembangkit listrik terkait lainnya diserahkan pada GE Power Services.
Ginanjar menyebut, PLTGU berkapasitas 2x880 Megawatt (MW) ini akan bisa menambah pasokan listrik sekitar 1.760 MW ke dalam jaringan listrik nasional, atau setara dengan pasokan ke 11 juta rumah di Indonesia. Ia mengungkapkan, sejak bulan Juli lalu, persiapan fisik PLTGU Jawa-1sudah dilakukan.
Sehingga, meskipun untuk konstruksi baru bisa secara resmi dilakukan setelah FC tercapai, namun saat ini pekerjaan-pekerjaan terbatas seperti site preparation sudah dikerjakan.
“Secara resmi konstruksi dimulai pada saat FC tercapai. Namun kita sudah mulai pekerjaan-pekerjaan tertentu secara terbatas agar warming-up, seperti site preparation dan lainnya,” tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News