Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja anak usaha PT Humpuss Intermoda Transportasi Tbk (HITS) yaitu PT GTS Internasional (GTSI) diprediksi bisa tumbuh hingga 13,9% pada tahun ini.
Analis PT Reliance Sekuritas Indonesia Tbk dalam laporannya memprediksi pendapatan GTS Internasional bisa mencapai US$ 35,67 juta hingga tutup tahun ini, ketimbang realisasi tahun 2020 sebesar US$ 31,33 juta.
Faktor pendorong kinerja tersebut berasal dari proyek Benoa dan Amurang dengan potensi pendapatan dari kontrak tersebut US$ 40.000 per hari. Selain itu, PT Anoa Sulawsi Regas juga berkontribusi terhadap total pendapatan GTSI sekitar US$ 40.000 per hari.
Sementara itu, dari sisi laba bersih diprediksi meningkat hingga 15,9% yoy menjadi US$ 15,39 juta. Dalam prospektus GTSI, hingga Mei 2021 perusahaan ini memperoleh pendapatan sebesar US$ 7,94 juta atau turun dari realisasi pada periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai US$ 12,23 juta.
Baca Juga: GTS Internasional meramaikan daftar emiten pelayaran di bursa
Alhasil, GTSI harus menanggung rugi US$ 421,277 sampai Mei 2021, padahal pada periode yang sama tahun lalu masih mencatat keuntungan US$ 5,69 juta.
Ke depannya, PT Reliance Sekuritas Indonesia melihat pendapatan calon emiten ini akan bertumbuh positif sejalan dengan mayoritas kontrak yang didapat perusahaan merupakan jenis time charter.
Terlebih, pada tahun 2024 nanti setelah beroperasinya floating storage regasification unit (FSRU). Untuk tahun 2025, perusahaan angkutan ini juga telah mendapatkan kontrak untuk pengangkutan LNG dalam jangka waktu 10 tahun dengan nilai kontrak US$ 55.000 per hari.
Sebagai informasi, pembangunan FSRU ini rencananya akan dimulai pada kuartal keempat tahun 2021. Jangka waktu pembangunan yang dibutuhkan sekitar 24 bulan. Dana yang diperlukan mencapai US$ 55 juta, dengan asumsi nilai kurs Rp 14.300 per dolar AS.
GTS Internasional nantinya akan menggunakan sebagian dana dari hajatan IPO untuk membangun FSRU tersebut.
Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia Sukarno Alatas juga berpendapat, PT GTS Internasional ini terbilang menarik karena apabila dilihat dari laporan keuangannya berhasil mencetak pertumbuhan dalam dua tahun terakhir.
Baca Juga: GTS Internasional Menawarkan Harga IPO Rp 100-Rp 150 per Saham
Ia memandang GTSI menjadi menarik lantaran belum ada pesaing dari lokal yang mengangkut Liquefied Natural Gas (LNG). Sukarno melanjutkan permintaan pasar juga berpotensi meningkat seiring rencana akan mengurangi emisi karbon, serta pemanfaatan gas yang kini sudah meluas.
Seiring dengan hal tersebut, sistem transportasi pengangkutan gas seperti LNG tidaklah mudah, harus memenuhi sisi keamanan serta penggunaan kapal berteknologi mutakhir. Jadi, sambungnya, GTS ini memiliki keunggulan dalam hal pengangkutan LNG ini.
"Sedangkan, tantangan untuk perusahaan ini jika ada pendatang baru berasal dari asing masuk dan bisa merusak pangsa pasar GTSI," pungkasnya, Kamis (2/9).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News