Sumber: Antara | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Kinerja perusahaan penerbangan atau maskapai nasional untuk Kuartal II atau Kuartal III terhambat kabut asap yang berkepanjangan.
Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk M Arif Wibowo mengatakan pihaknya telah membatalkan sebanyak 2.000 penerbangan karena kabut asap terhitung sampai September.
Arif menambahkan sementara itu, Citilink 600 penerbangan yang dibatalkan dan sebanyak 120.000 penumpang yang terdampak akibat pembatalan tersebut.
"Sangat signifikan di Kuartal III kemarin yang mempengaruhi revenue loss (pengurangan pendapatan) dan opportunity loss," ujarnya, di sela-sela Rapat Umum Anggota Asosiasi Perusahaan Penerbangan Sipil Indonesia (Inaca) di Jakarta, Kamis (22/10).
Namun, dia mengaku belum menghitung total kerugian dan akan membahasnya dengan Kementerian Perhubungan dan Angkasa Pura terkait kompensasi akibat kejadian force majeur seperti ini.
"Masih kita kalkulasi dengan cermat, ini menjadi pekerjaan rumah kita semua, kita harus menanggung refund (pengembalian) tiket," tukasnya.
Dengan demikian, Arif mengatakan, hal itu mempengaruhi kinerja keuangan Kuartal III yang tidak terlalu menunjukkan peningkatan yang signifikan.
"Pertumbuhannya flat (stagnan), tidak terlalu jauh dengan tahun lalu," tambahnya.
Menurut dia, dampak kabut asap lebih sulit diatasi dibandingkan dengan abu vulkanik karena perubahannya yang cepat dalam hitungan menit.
Dalam kesempatan sama, Marketing Manager PT Kalstar Aviation Mochammad Zainuddin mengaku sangat terdampak dengan dampak kabut asap karena 90 persen rute penerbangannya di kota-kota seluruh provinsi Kalimantan.
Zainuddin menyebutkan sebanyak 1.000 penerbangan yang dibatalkan dengan hampir 120.000 penumpang terdampak.
"Kondisi asapnya sangat parah, yakni jarak pandang hanya 100-200 meter, yang mengakibatkan banyaknya penerbangan dibatalkan," ujarnya.
Akibat ya, lanjut dia, perusahaan harus menanggung kerugian puluhan miliar karena yang seharusnya frekuensi 70 penerbangan sehari dengan adanya kabut asap harus dipangkas jadi 20 penerbangan sehari.
"Penerbangan kita terdampak sampai 60-70%, target penumpang pun turun yang tadinya 1,5 juta di akhir tahun menjadi 1,3 juta penumpang," ungkapnya.
Sementata itu, Direktur AirAsia Indonesia Sunu Widyatmoko menyebutkan dengan adanya kabut asap, target kinerja keuangan juga terdampak.
"Pasti terdampak, meski tidak terlalu banyak, tapi secara industri berpengaruh," katanya.
Sunu menyebutkan rute yang paling terdampak, yakni Palembang-Medan dan Pekanbaru-Bandung.
Untuk menanggulangi hal tersebut, dia mengatakan AirAsia membatalkan penerbangan daripada menunda karena karakter kabut asap yang tidak pasti dan cepat berubah.
"Kita cancel flight karena kalau delay-delay gitu secara operasi enggak efisien, lebih baik saya cancel sehingga bisa istirahatkan pesawat," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News