Reporter: Amalia Fitri | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Citrarasa Prima Group (CRP), perusahaan yang membawahi gerai Bakso Budjangan dan Upnormal mengklaim adanya penurunan pendapatan di bulan Ramadhan tahun ini.
Manager Media Relations CRP Group, Jelita Pramesti mengungkapkan penurunan sudah dirasakan sejak minggu pertama Ramadhan.
Baca Juga: Simak rekomendasi analis untuk saham emiten kontraktor pertambangan
"Seperti diketahui saat ini kita tengah menghadapi pandemi COVID-19 yang memberikan dampak cukup signifikan di industri F&B, tak terkecuali untuk Bakso Boedjangan dan Upnormal. Hal tersebut, berpengaruh pada pendapatan yang menurun, termasuk saat bulan Ramadan sejak minggu pertama," tuturnya kepada kepada Kontan, Minggu (10/5).
Namun Jelita masih enggan merinci besaran penurunan pendapatan yang dirasakan pihaknya. Ia berkata, setiap outlet atau gerainya memiliki target revenue berbeda yang disesuaikan dengan peraturan pemerintah yang diterapkan oleh masing-masing daerah.
Sehingga, pihaknya tidak dapat menyamaratakan perkiraan penurunan pendapatan dari masing-masing outlet.Sebagai bentuk strategi bisnis, CRP Group menutup layanan dine-in dan fokus mengandalkan pemasaran secara digital dan bekerjasama dengan GoFood dan GrabFood, aplikasi pesan-antar Upnormal, serta memberlakukan berbagai potongan harga.
"Sejak 13 April 2020, kami luncurkan aplikasi layanan pesan antar antar Upnormal. Kami juga bekerjasama dengan OVO, LinkAja, Gopay, dan Dana dalam pembayaran. Untuk yang memesan paket #DiRumahAja berhak mendapat potongan harga 50%," jelasnya.
Baca Juga: Kapan waktu tepat untuk membuka bisnis kembali? Ini kata miliarder Mark Cuban
Sedangkan untuk Bakso Boedjangan, CRP Group meluncurkan empat menu baru di masa physical distancing dan pelayanan pesan antar, yakni Bihun Goreng Urat Boedjangan, Batagor Kuah Rawon, Bakso Penyet, serta Mie Goreng Urat Boedjangan. Ia melanjutkan, fokusnya untuk memasarkan produk layanan pesan antar berkorelasi dengan adanya tren perubahan yang signifikan terkait perilaku konsumen.
Menurut Jelita, sebanyak 50% masyarakat Indonesia mulai mengurangi aktivitas di luar rumah dan 30% diantaranya mengatakan bahwa mereka lebih sering berbelanja online. "Riset yang sama juga menunjukkan keinginan berbelanja secara online tersebut akan terus meningkat seiring dengan kepatuhan pada PSBB dan kesadaran pribadi untuk menghindari keramaian," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
