Reporter: Tantyo Prasetya | Editor: Dessy Rosalina
JAKARTA. Salah satu pendiri platform media sosial Telegram, Pavel Durov menemui Menteri Kominfo, Rudiantara di kantor Kementerian Kominfo Jakarta, pada Selasa (1/8). Pertemuan tersebut terkait pemblokiran yang dialami platform buatan Rusia pada Juli lalu.
Dalam pertemuan tersebut, Rudiantara mengatakan sedang membicarakan Standard Operational Procedure (SOP) yang mengatur bagaimana jalur komunikasi akan terjalin antara kedua pihak, baik Kementerian Kominfo maupun pihak Telegram.
Pentingnya jalur komunikasi mengingat Kementerian Kominfo juga bersinergi dengan lembaga lain, seperti Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) untuk isu terorisme dan Badan Narkotika Nasional (BNN) untuk isu jaringan narkotika.
"Semua stakeholder harus bersama-sama. Kalau SOP sudah dibuat, jadi jelas nama contact person-nya siapa dan service level berapa lama kalau ada konten negatif, terutama terorisme. Berapa lama akan ditutup. Ini yang sedang dibicarakan semua," terang Rudiantara di Jakarta, Selasa (1/8).
Kedatangan Pavel secara langsung ke Indonesia disambut positif oleh Rudiantara untuk membicarakan kelanjutan nasib Telegram ke depannya. Sebab selama ini jalur komunikasi antara Telegram sebagai penyedia media sosial dengan Kementerian Kominfo sebagai regulator baru sebatas melalui email.
Rudiantara menambahkan, setelah kedatangan Pavel hari ini, maka ada kemungkinan nantinya pemerintah akan mencabut pemblokiran yang dialami Telegram di Indonesia.
"Pavel ada di sini sampai besok. Selesaikan dulu urusan teknisnya, baru dicabut blokirnya. Jangan nanti sudah dibuka nanti kejadian lagi yang dahulu kala," tambah Rudiantara.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News