Reporter: Noverius Laoli | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Jumlah toko buku (TB) makin hari makin menyedihkan. Pasalnya, sejumlah penerbit besar memilih memasarkan buku-bukunya sendiri ke daerah lewat pembentukan konsorsium-konsorsium. Pada tahun 2007 masih ada sekitar 4.000 TB, tapi pada 2009 dan 2010, TB yang masih bisa bertahan tinggal separuhnya, yaitu sekitar 2.000-an unit TB.
Kondisi penurunan aktivitas TB di 2010 lalu tidak jauh berbeda dengan kondisi 2009. Keadaan ini disebabkan sistem distribusi buku yang sudah terlanjur parah. "Sekarang ini, kebanyakan penerbit buku memasarkan buku-bukunya sendiri, tanpa melalui TB," ungkap Ketua Umum Gabungan Toko Buku Indonesia (GATBI), Firdaus Umar, Selasa (18/1).
Menurutnya, penerbit-penerbit besar sekarang memasarkan buku-buku mereka dengan segala cara. Penerbit tersebut membentuk semacam jaringan tersendiri ke daerah-daerah yang akan memasarkan produk mereka."Keberadaan konsorsium-konsorsium ini sangat berbahaya, karena penerbit tidak mau bekerja sama lagi dengan TB," imbuhnya.
Biasanya, akibat ulah penerbit-penerbit besar ini, selain TB yang merasakan kerugian, penerbit-penerbit kecil juga kena imbasnya. "Penerbit-penerbit kecil itu tidak dapat memasarkan bukunya sendiri karena mereka tidak memiliki cabang dan dana yang besar untuk membangun jaringan sampai ke daerah-daerah.
Melihat situasi persaingan yang tidak sehat dan cari untung sendiri ini, GATBI dan Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI) berencana menggelar rapat bersama. Firdaus bilang, GATBI dan IKAPI meningkatkan kerjasama untuk merumuskan cara mendistribusikan buku agar sama-sama menguntungkan.
Hal itu senada dengan harapan Ketua Umum IKAPI Lucya Andam Dewi yang baru terpilih. Dia menyatakan, supaya ke depan antara IKAPI dan GATBI terus meningkatkan kerjasama dalam mendistribusikan buku ke masyarakat di mana dua-duanya saling menguntungkan.
Selain itu, peranan pemerintah untuk turun tangan mengorganisir pendistribusian buku sangat diharapkan, dan GATBI sedang melakukan negosiasi dengan pemerintah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News