kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pengamat: Dampak virus corona terhadap harga migas dan industri tak signifikan


Rabu, 29 Januari 2020 / 18:55 WIB
Pengamat: Dampak virus corona terhadap harga migas dan industri tak signifikan
ILUSTRASI. Harga minyak.


Reporter: Dimas Andi | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Belakangan ini dunia dihebohkan dengan mewabahnya virus corona. Virus mematikan ini disinyalir dapat mempengaruhi pergerakan harga minyak global serta kondisi industri minyak dan gas (migas).

Goldman Sachs menyebut, virus corona dapat menurunkan harga minyak mentah sekitar US$ 3 per barel. Permintaan bahan bakar pesawat juga berpotensi turun 170.000 barel per hari. Secara keseluruhan, keberadaan virus tersebut dapat menurunkan permintaan minyak mentah hingga 260.000 barel per hari.

Sementara itu, Pengamat Ekonomi Energi Universitas Gadjah Mada Fahmy Radhi berpendapat, wabah virus corona sejatinya hanya memberi dampak tidak langsung bagi posisi harga minyak. Itu pun juga bergantung pada mekanisme permintaan dan penawaran selama isu virus corona mencuat.

Baca Juga: Harga minyak semakin membara, WTI ke US$ 54,15 per barel dan Brent menguat US$ 59,57

“Kemungkinan harga minyak bisa turun signifikan kalau negara-negara importir terbesar minyak mengurangi permintaannya akibat penyebaran virus corona,” ungkap dia, Selasa (28/1).

Ia juga menilai, industri migas dunia dan tanah air kemungkinan tetap akan berjalan normal di tengah merebaknya virus corona. Dalam hal ini, perusahaan migas tetap akan melakukan produksi migas sesuai dengan target yang ditetapkan sebelumnya.

OPEC selaku organisasi negara-negara penghasil minyak dipandang tidak akan gegabah mengambil keputusan terkait produksi minyak global hanya karena keberadaan virus corona.

Ada beberapa faktor lain yang dipandang lebih berpengaruh kuat untuk menggerakkan harga minyak global. Salah satu isu konflik geopolitik di Timur Tengah seperti yang terjadi di awal bulan ini ketika AS dan Iran saling melakukan serangan bersenjata.

Baca Juga: Harga minyak mulai bangkit setelah OPEC berencana perpanjang pemangkasan produksi

“Pengaruh virus corona tidak langsung dan tidak signifikan terhadap harga dan prospek industri migas,” imbuh Fahmy.

Sebagai informasi, harga minyak dunia jenis West Texas Intermediate (WTI) kontrak pengiriman Maret 2020 di New York Mercantille Exchange (Nymex) pada Rabu (29/1) pukul 17.20 WIB naik 0,86% ke level US$ 53,94 per barel.

Namun, akibat mencuatnya isu virus corona, dalam sepekan terakhir harga minyak WTI terkoreksi 4,94%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×