kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pengamat: Insentif bagi sektor proyeksi baru terasa di kuartal II dan kuartal III


Rabu, 07 April 2021 / 18:22 WIB
Pengamat: Insentif bagi sektor proyeksi baru terasa di kuartal II dan kuartal III
ILUSTRASI. Penjualan properti usai adanya insentif PPN dari pemerintah


Reporter: Amalia Nur Fitri | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Konsultan properti, Colliers Indonesia mengatakan, insentif yang dikucurkan pemerintah untuk sektor properti baru terasa efeknya secara signifikan pada kuartal II atau kuartal III tahun ini. 

Sekedar mengingatkan, pemerintah telah mengucurkan stimulus berupa diskon pajak pertambahan nilai (PPN) atas pembelian properti untuk harga di bawah Rp 2 miliar sebesar 100% dan untuk rumah di harga antara Rp 2 miliar hingga Rp 5 miliar mendapat diskon 50%.

"Kami perkirakan jika insentif ini bisa berjalan setahun, maka hal ini bisa mengangkat sektor properti ke depannya. Walau belum maksimal," kata Senior Associate Director Colliers Indonesia Ferry Salanto saat Media Gathering Colliers yang berlangsung virtual, Rabu (7/4).

Ia menambahkan, insentif tersebut akan sangat terasa bila pemerintah tidak membatasi waktu pemberian insentifnya dan tidak membatasi jenis properti apa saja yang berlaku untuk mendapatkan insentif tersebut.

Baca Juga: Ada insentif PPN, Metropolitan Land (MLTA) genjot pembangungan rumah di bawah Rp 2 M

Namun demikian, Ferry menilai pemerintah sudah tepat mengenakan pemberlakuan insentif pada harga properti tertentu, walau saat ini lebih digunakan untuk menghabiskan stok yang tersisa saja.

"Hal ini karena insentif berlaku hanya sampai Agustus, jika tidak ada pembatasan waktu atau setidaknya diberlakukan sampai setahun maka efeknya lebih besar. Saat ini, sepertinya fokus pengembang adalah habiskan stok yang ada," sambung dia.

Selain itu Ferry bilang, jika bank yang bisa turut dipermudah bebannya dalam mengemban resiko dari insentif DP 0%. Ia juga menilai, OJK juga turut membantu bank-bank agar menurunkan suku bunganya. Dengan begitu, margin dari net income tidak lagi terlalu tinggi.

Secara garis besar, tahun ini bisnis properti, dapat rebound. Implementasi penanganan Covid-19 dan pemulihan perekonomian dengan cepat akan menjadi katalis bagi sektor properti untuk pulih. 

"Ini masih tergantung pula dengan penanganan Covid-19 dan pemulihan ekonomi, jika dua hal itu tercapai maka sektor properti akan mengikuti," tutup dia.

Selanjutnya: Summarecon (SMRA) optimistis kinerja bisa tumbuh pada tahun ini

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×