Sumber: Kompas.com | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah kembali mengizinkan pengecer menjual elpiji 3 kilogram (kg) setelah sebelumnya sempat dibatasi. Namun, hingga kini, di banyak wilayah, para pengecer masih kesulitan mendapatkan pasokan gas subsidi tersebut.
Kelangkaan elpiji 3 kg ini menyebabkan antrean panjang di sejumlah agen dan pangkalan. Warga kelimpungan karena kebutuhan memasak mereka terganggu.
Sementara itu, pedagang kecil yang mengandalkan elpiji 3 kg untuk usaha juga merugi akibat sulitnya mendapatkan gas.
Stok elpiji 3 kg di pengecer kosong
Lucky (35), pemilik warung kelontong di Jalan Nusa Indah Raya, Duren Sawit, Jakarta Timur, mengaku belum mendapatkan pasokan gas 3 kg lagi sejak Selasa (4/2/2025).
Dia hanya menerima 10 tabung gas dari pangkalan, jumlah itu jauh lebih sedikit dibandingkan biasanya.
Baca Juga: Update Harga Gas Elpiji 3 Kg, 5,5 Kg, dan 12 Kg per 6 Februari 2024
"Biasanya bisa dapat 20 tabung sehari, ini dikasih 10 aja udah habis. Barangnya memang enggak ada," kata Lucky saat ditemui, Rabu (5/2/2025).
Meskipun pengecer sudah diizinkan kembali menjual gas 3 kg, stok yang tersedia tetap terbatas. Begitu gas datang, warga langsung menyerbu warungnya.
Kondisi serupa juga dialami oleh Hani (35), pemilik warung Madura di Jalan Suci, Ciracas, Jakarta Timur. Dia biasanya mendapat 15 tabung elpiji 3 kg per hari, kini hanya menerima empat.
"Buat langganan doang, tetangga kanan kiri, satunya buat masak sendiri. Tetangga saya ada yang jual gorengan, ada yang usaha laundry, semua butuh gas," ujar Hani.
Pasokan gas 3 kg yang minim ini membuat Hani harus membatasi jumlah pembelian untuk pelanggan tetapnya.
Namun, tetap saja, empat tabung gas yang ia dapatkan langsung habis dalam waktu singkat.
Antrean panjang, warga kelimpungan
Di Tangerang Selatan, kelangkaan gas 3 kg masih terus terjadi. Meski pemerintah telah menginstruksikan pengecer untuk kembali menjual gas bersubsidi ini, stoknya masih sulit ditemukan di warung-warung kecil.
Akibatnya, warga harus mengantre panjang di pangkalan gas demi mendapatkan satu tabung untuk kebutuhan memasak.
Baca Juga: Kementerian ESDM akan Bentuk Badan Khusus untuk Awasi Penyaluran LPG 3 Kg
Antrean itu terjadi di pangkalan gas Ariestianto, Jalan Ceger Raya, Pondok Aren, Tangerang Selatan. Bahkan antrean warga mencapai tujuh meter pada Rabu (5/2/2025).
Beberapa dari mereka sudah menunggu sejak pagi buta, berharap mendapatkan elpiji 3 kg sebelum kehabisan stok.
Melani (43), salah satu warga yang ikut mengantre, mengaku sudah tiba di lokasi sejak pukul 06.00 WIB. Gas di rumahnya sudah habis sejak malam sebelumnya, tetapi hingga pagi dia tak kunjung menemukan elpiji 3 kg di warung-warung dekat rumahnya.
"Ya karena punya saya kosong, buat masak. Gasnya pada kosong di rumah," ujar Melani saat ditemui di lokasi.
Ia mengaku sudah berkeliling mencari gas ke beberapa pengecer di sekitar Pondok Aren, tetapi hasilnya nihil. Akhirnya, dia terpaksa ikut antre di pangkalan meski harus menunggu lama.
Hal serupa juga dialami Mardi (50), warga Pondok Betung, Tangerang Selatan. Sejak pagi, dia sudah berkeliling mencari elpiji 3 kg, tetapi tak satu pun warung pengecer yang memiliki stok.
"Saya udah cari ke mana-mana, udah muter-muter, enggak dapat juga. Terus saya lihat ada antrean di sini, saya ikut antre," kata Mardi.
Kelangkaan gas 3 kg ini, sangat menyulitkan warga, terutama mereka yang membutuhkannya secara mendadak untuk memasak.
"Padahal, orang di kampung itu kalau gasnya habis, baru nyari. Kayak lagi goreng ayam terus gasnya habis, baru nyari, sedangkan di eceran enggak ada. Terpaksa saya harus muter-muter," jelas dia.
Baca Juga: Anggota DPR Sebut Ada Potensi Perubahan Pola Subsidi LPG 3 Kg Jadi Bansos
Mardi mengaku harus menempuh jarak yang cukup jauh dari Pondok Betung hingga Jurangmangu Timur demi mendapatkan gas melon ini.
"Di warung pengecer dekat rumah belum ada. Makanya, saya nyari-nyari dari Pondok Betung. Terus karena di sini ada antrean, saya ikut antre," tambah dia.
Warga minta pasokan elpiji 3 kg segera normal
Melani berharap pasokan gas 3 kg segera kembali normal agar warga tidak lagi harus mengantre berjam-jam.
"Di warung-warung dekat rumah saya enggak ada, masih kosong. Makanya saya antre di sini, di pangkalan," kata dia.
Begitu pula dengan Merry (60), pemilik pangkalan gas di Manggarai yang berharap pemerintah segera menambah kuota gas 3 kg agar pasokan kembali normal.
Ia bahkan langsung menyampaikan keluhannya kepada Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka saat berkunjung ke pangkalannya.
"Saya bilang ke Mas Gibran, 'Tolong ditambah kuota gasnya, biar rakyat kecil ini tercukupi'," kata Merry.
Meski pasokan gas ke pangkalannya tetap datang sekitar 50-60 tabung per pengiriman, jumlah tersebut selalu habis dalam hitungan jam.
"Belum sempat diturunin dari mobil, udah pada rebutan. Bagi dua-dua ke pembeli, biar semua kebagian," pungkasnya.
Baca Juga: Menteri Bahlil Bakal Bentuk Badan Khusus Penyalur LPG 3 Kg
Sejumlah pengecer dan warga berharap agar pemerintah segera memastikan distribusi gas 3 kg berjalan lancar.
Selain itu, mereka juga meminta agar harga elpiji di tingkat pengecer tetap terkendali dan tidak melambung akibat kelangkaan.
"Semoga Pak Presiden bisa bikin normal kembali, jangan bikin warga susah lagi," harap Winda, pemilik warung di Manggarai.
Selanjutnya: Menteri ATR Sebut Ada 581 Ha Tanah di Manipulasi terkait Pagar Laut Bekasi
Menarik Dibaca: Harga Emas Antam Naik Rp 7.000 Hari Ini 6 Februari 2025
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News