Reporter: RR Putri Werdiningsih | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Setelah pemerintah membuka keran investor asing yang ingin berinvestasi di pengelolaan bandara dari semula 49% menjadi 67%, perusahaan bidang pengelolaan bandara langsung ambil ancang-ancang mencari mitra.
Dua perusahaan negara di bidang ini yakni PT Angkasa Pura I (AP I) dan PT Angkasa Pura II (AP II) sudah menyiapkan rencana kerjasama dengan mitra asing. " Kami sudah ada beberapa nota kesepahaman, tapi harus disiapkan regulasinya.," terang Farid Indra Nugraha, Sekretaris Perusahaan PT Angkasa Pura I ke KONTAN, Kamis 25/2).
Misalnya proyek pengembangan bandara Kulonprogo perusahaan ini sudah menggandeng investor India yaitu GVK sejak lima tahun lalu. Lalu proyek pengembangan bandara Balikpapan menggandeng Vinci Airport (Prancis) sudah disiapkan sejak 3 tahun lalu. Selain itu akan ada kerjasama dengan dengan Haneda Airport (Jepang) untuk pengembangan bandara di Lombok.
Hanya saja, sifat kerjasama memang masih terbatas nota kesepahaman. Kedua belah pihak baru mengkaji secara bersama studi kelayakan proyek tersebut. Manajemen AP I masih ingin informasi lebih detil lagi soal investasi asing ini dari pemerintah.
Maklum, AP I menilai langkah kerjasama dengan mitra asing ini lebih menguntungkan ketimbang harus mencari dana ke pihak perbankan yang harus membayar bunga kredit mahal. "Kami terbuka dengan investasi asing asalkan kami masih mayoritas," katanya.
Sedangkan PT Angkasa Pura II hanya membuka investasi asing di sektor non bandara (aero) seperti pergudangan atau ritel. Sedangkan pengelolaan dan pengembangan aero masih ingin ditangani perusahaan ini.
Seperti pengelolaan area komersial Terminal III Ultimate Bandara Soekarno Hatta oleh PT Incheon Airport Corporation asal Korea Selatan. Serta pengelolaan area komersial di Terminal I dan II Soekarno Hatta yang bakal ditenderkan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News