kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45906,29   2,96   0.33%
  • EMAS1.310.000 -0,23%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pengembang jeli membidik komunitas ekspatriat


Jumat, 05 April 2013 / 06:22 WIB
Pengembang jeli membidik komunitas ekspatriat
ILUSTRASI. Aplikasi Tiket.com. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN


Reporter: Adisti Dini Indreswari, Adinda Ade Mustami, Agustinus Beo Da Costa | Editor: Sandy Baskoro

JAKARTA. Masa keemasan bisnis properti masih berlanjut. Potensi pasar yang besar ikut menarik minat investor asing masuk. Pengembang juga makin cermat menyasar ceruk pasar yang lebih spesifik, seperti para ekspatriat.

Kabar teranyar, perusahaan asal Jepang, Toyota Tsusho Corporation, menggandeng PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) untuk mendirikan perusahaan patungan PT TTL Residences. Anak usaha ini akan menyediakan hunian bagi para ekspatriat asal Negeri Matahari Terbit.

Mengacu ke rilis Lippo Karawaci, Kamis (4/4), TTL Residences bakal menggarap proyek mulai tahun depan. Perusahaan ini akan membangun sekaligus mengoperasikan hunian vertikal dengan kapasitas 170 unit di Lippo Cikarang, Bekasi.

Pengembang yang masih berada di kawasan Cikarang, yakni PT Kawasan Industri Jababeka (KIJA), juga jeli menyasar pasar ekspatriat. Target mereka adalah para warga Korea yang bekerja di sekitar kawasan timur Jakarta.

Pengembang kawasan industri itu menjalin kerjasama dengan perusahaan Korea, PT Daekuk Indonesia, untuk mengembangkan pusat hunian. "Mereka akan membangun apartemen khusus untuk warga Korea. Kami akan membantu mengurus izin dan segala macam," tutur Sekretaris Perusahaan KIJA, Muljadi Suganda, kepada KONTAN, Kamis (4/4).

Jababeka akan menjual tanah ke Daekuk seluas 1,9 hektare (ha). Lahan itu bakal dibangun empat menara apartemen. Di tahap awal, Daekuk bakal membangun satu menara dan mulai dipasarkan pada kuartal kedua tahun ini.

Langkah pengembang membangun apartemen adalah untuk memfasilitasi para ekspatriat yang umumnya hidup mengelompok. Maklum, sejak lama, beberapa kawasan industri sudah menjadi tempat favorit perusahaan asing masuk. "Misalnya Bekasi dan Karawang didominasi oleh Jepang.

Sedangkan Korea Selatan lebih suka di Cikarang," tutur Ketua Umum Himpunan Kawasan Industri Indonesia, Sanny Iskandar.

Umumnya, investor memilih lokasi berdasarkan kepercayaan terhadap pengelola kawasan industri. Ini peluang yang banyak dimanfaatkan oleh pengelola kawasan industri dengan menggandeng pemerintah negara asal investor.

Contohnya, Kota Deltamas Cikarang milik Sinar Mas Land menggandeng pemerintah daerah China untuk mengembangkan Kawasan Industri Terpadu Indonesia-China. Tujuannya memudahkan investor dari China masuk.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×