kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.090.000   -8.000   -0,38%
  • USD/IDR 16.603   52,00   0,31%
  • IDX 8.003   -5,04   -0,06%
  • KOMPAS100 1.116   0,30   0,03%
  • LQ45 810   1,06   0,13%
  • ISSI 276   0,24   0,09%
  • IDX30 422   0,85   0,20%
  • IDXHIDIV20 483   0,75   0,16%
  • IDX80 123   0,13   0,11%
  • IDXV30 132   -0,01   -0,01%
  • IDXQ30 134   0,06   0,04%

Pengembangan Geothermal Dinilai Dapat Gerakkan Ekonomi Warga


Jumat, 19 September 2025 / 11:47 WIB
Pengembangan Geothermal Dinilai Dapat Gerakkan Ekonomi Warga
ILUSTRASI. Foto udara Pembangkit Listrik Tenaga Panas bumi (PLTP) di Pertamina Geothermal Energy (PGE) Area Kamojang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Senin (15/9/2025).


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Energi panas bumi atau geothermal dinilai tidak hanya ramah lingkungan, tetapi juga memberi dorongan nyata bagi perekonomian masyarakat di sekitarnya.

Pakar Geothermal dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Ali Ashat, menegaskan pemanfaatan panas bumi penting untuk mendukung penurunan emisi karbon sekaligus memenuhi kebutuhan energi nasional. 

Menurutnya, pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) memiliki keunggulan dibanding energi baru terbarukan lain karena bisa beroperasi penuh 24 jam, seperti halnya pembangkit batu bara, namun dengan jejak karbon yang jauh lebih kecil.

Baca Juga: Tanpa Momentum Musiman, Ekonom Nilai Pertumbuhan Ekonomi 5% Sulit Diraih Semester II

“Jika pembangkit batu bara menghasilkan emisi karbon dioksida hingga 1.000, geothermal hanya sekitar 100 atau bahkan lebih rendah,” jelasnya dalam keterangannya, Jumat (19/9/2025). 

Ia juga menepis kekhawatiran soal dampak lingkungan, seperti pencemaran air tanah. Sumber energi panas bumi, katanya, berada jauh di bawah permukaan bumi sehingga tidak mengganggu kebutuhan air warga.

Salah satu contoh keberhasilan adalah PLTP Kamojang di Jawa Barat yang sudah beroperasi sejak 1983. Pembangkit ini menjadi bukti nyata bahwa energi hijau bisa berjalan berdampingan dengan kehidupan masyarakat. Selama lebih dari 40 tahun, warga dan industri di sekitar Kamojang hidup harmonis.

Ketua Kelompok Tani Hutan (KTH) Gunung Kamojang, Sudarman, menyebut kehadiran PLTP membawa banyak manfaat. Selain tidak menimbulkan dampak negatif, warga justru mendapat dukungan berupa bibit, pupuk, hingga alat pengolahan kopi. Berkat itu, ia mampu memperluas kebun kopi hingga tiga hektare.

Baca Juga: Penguatan Perlindungan Sosial & Kerek Daya Beli, Kunci Utama Pertumbuhan Ekonomi

Tak hanya sektor pertanian, PLTP juga membuka lapangan kerja baru dan mendorong lahirnya berbagai inovasi lokal. Salah satunya produk **wanakis**, olahan kulit kopi yang dikembangkan menjadi teh, tepung, hingga produk kecantikan.

“Banyak warga yang dulu menganggur kini punya pekerjaan. Ekonomi masyarakat pun tumbuh,” kata Sudarman.

Selanjutnya: IHSG Turun 0,06% ke 8.003 Sesi I, JPFA, ARTO dan AKRA Top Losers LQ45, Jumat (19/9)

Menarik Dibaca: Psikolog Ungkap Cara Remaja Temukan Jati Diri & Atasi Gadget

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×