Reporter: Mona Tobing | Editor: Fransiska Firlana
JAKARTA. Pengusaha bioedisel menatap tahun 2015 masih muram. Tiga bulan terakhir menanggung rugi, produsen biodiesel pesimis menatap bisnis biodisel.
Sejak Oktober, pengusaha biodisel menanggung rugi. Jika masing-masing produsen setiap hari memasok biodisel sebesar 6.000 kl dengan ongkos produksi US$ 15. Maka total kerugian yang ditanggung masing-masing produsen biodisel sebesar US$ 900.000 setiap harinya. Nah, dari enam perusahaan ada dua yang mulai menghentikan pasokan biodisel ke Pertamina.
Paulus Tjakrawan, Ketua Asosiasi Produsen Biofules Indonesia (APROBI) mengatakan, perusahaan lain telah mengurangi pasokan biodisel. Sebab selisih harga antara harga Mean Of Platts Singapore atau MOPS jauh. Harga MOPS sebesar US$ 450 per ton sedangkan harga crude palm oil (CPO) sebesar US$ 650 per ton.
"Kami rugi luar biasa. Sehingga tahun ini tidak bisa dibilang apakah bisnis biodisel ini masih menguntungkan atau tidak. Jika belum ada keputusan harga baru," kata Paulus pada Jumat (6/2).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News