Reporter: Amalia Fitri | Editor: Azis Husaini
KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Berhasil mencatatkan diri di lantai Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 28 November 2018, perseroan yang bergerak di bisnis percetakan, dokumen, dan teknologi informasi, PT Sentral Mitra Informatika Tbk (LUCK) meraih peningkatan penjualan pada Kuartal I 2019 sebesar 121% di nilai Rp 25,506 miliar dari Rp 21,014 miliar.
Menilik laporan keuangan perseroan Kuartal I 2019, perusahaan yang berdiri sejak 2008 ini mencetak kenaikan laba kotor 159% di angka Rp 8,300 miliar dari angka Rp 5,236 miliar pada periode yang sama tahun lalu.
"Laba usaha kami juga melonjak 234% sebesar Rp 3,494 miliar dari angka Rp 1,493 miliar. Sementara yang paling fantastis adalah laba setelah pajak yang naik 305% di nilai Rp 3,909 miliar dari angka Rp 988 juta" tutur Caroline Hikmawayi Hidajat kepada Kontan, Rabu (22/5) usai perhelatan perdana RUPS di Gedung CGV Pacific Place, Jakarta.
Ia menjelaskan kenaikan ini salah satunya didorong karena adanya dana Initial Public Offering (IPO), senilai Rp 44,22 miliar yang dialokasikan untuk pembelian aset printer dan beberapa proyek baru.
Caroline menjelaskan, dari dana IPO, besaran yang terserap sampai hari ini adalah Rp 12 miliar, yang digunakan Rp 9,7 miliar untuk modal kerja dan Rp 1,3 miliar untuk investasi.
Tahun ini, perseroan mulai fokus membuka 15 cabang di seluruh kota di Indonesia, yakni Jakarta, Tangerang, Bekasi, Karawang, Yogyakarta, Solo, Surabaya, Denpasar, Medan, Pekanbaru, Palembang, Batam, Manado, Makassar, dan Balikpapan.
Selain itu, LUCK juga berambisi untuk menyabet sertifikasi Information Security Management System bernama ISO 27001 tahun ini. "Kami yakin sebelum akhir tahun bisa menerima sertifikat tersebut," tutur Caroline.
LUCK juga agresif membangun kerjasama dengan beberapa pihak seperti perusahaan Hawlett Packard (HP) dan PT Sinar Mas untuk mengembangkan printer 3D di Indonesia, bekerjasama dengan Serial System di Asia Tenggara, membangun sistem monitor terintegrasi bernama BOOST, portal konsumen bernama Whistle, serta membuka toko cetak digital bernama Chopchopprint.
"Melalui Whistle, kami bisa berinteraksi dengan konsumen secara langsung. Kami merekam juga permasalahan dan memantau perkembangannya. Saat ini kami mengujicobakan Whistle pada pelanggan kami, yakni sebuah bank secara gratis. Ini dilakukan supaya peningkatan pelayanan dapat terwujud. Kalau berhasil, ya kami jual," kata Caroline.
Sementara produk BOOST direncanakan dilempar ke luar negeri sebagai sistem software "Kami optimistis walau keadaan ekonomi dan politik tidak terlalu menggembirakan, kami bisa bertumbuh sebesar Rp 15% atau di nilai Rp 118 miliar tahun ini. Yang terpenting kami tetap berusaha menciptakan improvisasi teknologi agar dapat menciptakan sistem yang lebih efisien," pungkas Caroline.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News