Reporter: Muhammad Julian | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tahun 2019 nampaknya menjadi periode yang cukup menantang bagi PT Selamat Sempurna Tbk (SMSM). Sepanjang tahun lalu, emiten komponen otomotif dan alat berat ini membukukan pertumbuhan penjualan mini, sekitar 0,06% secara tahunan (yoy) menjadi Rp 3,93 triliun.
Sekretaris Perusahaan PT Selamat Sempurna Tbk Lidiana Widjojo mengatakan, performa penjualan yang hanya naik tipis di tahun 2019 dipicu oleh penurunan penjualan ekspor ke beberapa negara di Asia seperti misalnya China, Malaysia, dan Singapura.
Baca Juga: Produksi pabrikan otomotif dihentikan sementara, bagaimana efek ke industri komponen?
Penurunan penjualan ekspor yang cukup besar terjadi pada penjualan ekspor ke China. Berdasarkan catatan Lidiana, kontribusi penjualan ke China dalam total penjualan ekspor SMSM menyusut menjadi hanya sebesar 4%. Padahal, sebelumnya, kontribusi penjualan ke China mencapai sekitar 6.5% dalam total penjualan ekspor SMSM di tahun 2018.
Menurut dugaan Lidiana, penurunan penjualan ekspor ke sejumlah negara di tahun 2019 salah satunya didorong oleh adanya ketidakpastian kondisi pasar dan perekonomian global yang diakibatkan oleh fenomena Perang Dagang antara Amerika Serikat dengan China, maupun beberapa peristiwa global lain.
Dalam hal ini, faktor ketidakpastian yang ada diduga membuat sejumlah pembeli di pasar ekspor menahan pembeliannya sembari menanti kepastian pasar.
“Selamat Sempurna sangat bergantung pada isu-isu yang beredar atau isu-isu yang ada di pasar global, karena kami kan mayoritas penjualannya ekspor,” ujar Lidiana kepada Kontan.co.id pada Jumat (24/4).
Di sisi lain, tantangan juga ada pada pasar domestik. Dalam hal ini, ketidakpastian politik yang muncul menjelang pemilihan umum presiden dan wakil presiden di paruh pertama tahun 2019 juga diduga turut mempengaruhi permintaan di tingkat domestik.
Mengintip laporan keuangan tahun 2019, penjualan ekspor SMSM tercatat turun tipis sekitar 1,21% yoy menjadi Rp 2,57 triliun atau setara dengan sekitar 65,54% total penjualan neto tahun 2019. Sementara itu, penjualan lokal tercatat mampu naik tipis sekitar 2,65% yoy menjadi Rp 1,35 triliun pada sepanjang tahun 2019 lalu.