Reporter: Muhammad Julian | Editor: Herlina Kartika Dewi
Pertumbuhan mini pada sisi penjualan SMSM sebenarnya juga diiringi oleh kenaikan beberapa pos beban. Beban pokok penjualan misalnya, tercatat naik tipis 0,14% yoy dari semula sebesar Rp 2,74 triliun di tahun 2018 menjadi Rp 2,74 triliun pada tahun 2019 lalu.
Baca Juga: Simak saham-saham yang bisa ditransaksikan secara marjin dan shortsell bulan Maret
Kenaikan juga ditemui ada pos beban lain seperti misalnya beban penjualan serta beban umum dan administrasi. Sepanjang tahun 2019 lalu, beban penjualan SMSM naik sekitar 1,14% yoy menjadi Rp 200,53 miliar. Sebelumnya, beban penjualan SMSM tercatat sebesar Rp 198,25 miliar pada periode sama tahun 2018.
Sementara itu, beban umum dan administrasi tercatat naik sekitar 12,67% yoy dari semula Rp 176,60 miliar di tahun 2018 menjadi Rp 198,99 miliar pada tahun 2019 lalu. Dus, SMSM mencatatkan penurunan pada sisi laba usaha sekitar 1,09% yoy menjadi Rp 822,76 miliar.
Kendati demikian, SMSM berhasil menekan biaya keuangan yang ada. Sepanjang tahun 2019 lalu, biaya keuangan SMSM tercatat sebesar Rp 7,31 miliar. Angka ini turun sekitar 25,57% bila dibandingkan dengan biaya keuangan SMSM pada periode sama tahu 2018 yang mencapai Rp 9,82 miliar.
Penurunan biaya keuangan didorong turunnya bunga utang bank serta biaya keuangan lain-lain. Melansir laporan keuangan tahun 2019, bunga utang bank tercatat mengalami penurunan sekitar 31,86% menjadi Rp 3,9 miliar. Sementara itu, biaya keuangan lain-lain turun 16,78% menjadi Rp 3,41 miliar.
Alhasil, setelah dikurangi beban pokok penjualan, beban umum dan administrasi, biaya keuangan dan lain-lain, SMSM mampu membukukan pertumbuhan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada entitas induk alias laba bersih sekitar 3,70% menjadi Rp 577,52 miliar di tahun 2019. Sebelumnya, laba bersih SMSM tercatat sebesar Rp 556,90 miliar pada periode sama tahun 2018.
Seiring dengan hal ini, marjin laba bersih SMSM turut mengalami kenaikan dari semula sebesar 14% naik menjadi 15%.
“Kami berorientasi pada bottom line, kami tidak mau pencapaian growth top line tidak dibarengi dengan pencapaian bottom line yang baik,” pungkas Lidiana (24/4).
Per 31 Desember 2019 lalu, aset SMSM tercatat sebesar Rp 3,10 triliun. Angka ini terdiri atas ekuitas sebesar Rp 2,44 triliun dan liabilitas sebesar Rp 664,67 miliar.
Baca Juga: Pasar Lokal Lesu, Selamat Sempurna Memperkirakan Kinerja di Tahun Ini Bakal Stagnan
Sementara itu, kas dan setara kas akhir tahun tercatat sebesar Rp 240,74 miliar per 31 Desember 2019. Angka tersebut tumbuh sekitar 269,85% dibanding kas dan setara kas awal tahun yang tercatat sebesar Rp 65,09 miliar berdasarkan laporan keuangan tahun 2019.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News