kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Penjualan listrik turun, pendapatan usaha PLN ditaksir ambrol Rp 44 triliun dari RKAP


Rabu, 22 April 2020 / 18:02 WIB
Penjualan listrik turun, pendapatan usaha PLN ditaksir ambrol Rp 44 triliun dari RKAP
ILUSTRASI. Pendapatan usaha PLN diprediksi melesat dan turun Rp 44 triliun dari RKAP


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Pandemi virus corona (Covid-19) menekan kondisi bisnis dan keuangan PT Perusahaan Listrik Negara atau PLN (Persero). Konsumsi listrik yang menurun mengakibatkan penjualan listrik anjlok. Imbasnya, perusahaan setrum plat merah ini ditaksir bakal kehilangan potensi pendapatan sebesar Rp 44 triliun dari rencana tahun ini.

Direktur Utama PLN Zulkifli Zaini memberikan gambaran, setiap penurunan 1% pada permintaan listrik, maka pendapatan PLN dari penjualan listrik akan turun sekitar Rp 2,8 triliun. Sehingga, jika diestimasikan penurunan konsumsi listrik sekitar 10%, maka pendapatan PLN dari penjualan listrik berpotensi hilang Rp 28 triliun.

Zulkifli menerangkan, dalam Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP), pendapatan dari penjualan listrik PLN ditarget Rp 256,7 triliun. Dengan asumsi ada penurunan demand listrik sebesar 9,7% maka PLN pun mengajukan revisi target menjadi Rp 221,5 triliun.

Baca Juga: Punya utang jatuh tempo Rp 35 triliun, PLN lobi perbankan untuk relaksasi

"Sehingga selisihnya terdapat penurunan Rp 35 triliun. Itu yang terjadi dengan akibat penurunan pada penjualan kami," ungkap Zulkifli dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi VII DPR yang digelar secara virtual pada Rabu (22/4).

Namun, ada perbedaan perhitungan terhadap pendapatan usaha PLN. Zulkifli mengatakan, pendapatan PLN juga sebagian berasal dari subsidi. Dalam RKAP PLN tahun ini, pendapatan usaha direncanakan bisa menyentuh Rp 301 triliun.

Dengan asumsi penurunan demand sebesar 9,7%, maka target tersebut akan diubah menjadi Rp 257 triliun. Artinya, ada selisih Rp 44 triliun pendapatan usaha PLN yang ambrol tersengat dampak virus corona.

Menurut dia, hingga kuartal pertama saja, dampak dari penyebaran virus corona telah terasa menekan permintaan konsumsi listrik PLN.

Baca Juga: Terdampak virus corona, PLN ajukan perubahan rencana kerja

Sebagai gambaran, sistem kelistrikan di Jawa-Bali dalam enam minggu terakhir sudah mengalami penurunan sebesar 9,55%. Padahal, 72% pendapatan PLN di sumbang dari Sistem Jawa Bali.

Mencermati kondisi pandemi virus corona ini, PLN pun tengah dalam proses pengajuan perubahan RKAP kepada pemerintah. "Kami saat ini sedang dalam proses untuk mengajukan revisi RKAP PLN ke pemegang saham. Termasuk di dalamnya upaya efisiensi yang akan kami lakukan ke depan, utamanya di RKAP 2020 ini," pungkas Zulkifli.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×