kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.429.000   20.000   1,42%
  • USD/IDR 15.405   30,00   0,19%
  • IDX 7.812   13,98   0,18%
  • KOMPAS100 1.184   -0,59   -0,05%
  • LQ45 959   0,88   0,09%
  • ISSI 227   0,13   0,06%
  • IDX30 489   0,88   0,18%
  • IDXHIDIV20 590   1,24   0,21%
  • IDX80 134   -0,05   -0,04%
  • IDXV30 139   -1,25   -0,90%
  • IDXQ30 163   0,24   0,15%

Penjualan Mobil BBM Bakal Dihentikan pada 2045, Begini Respons Produsen Otomotif


Selasa, 27 Agustus 2024 / 22:12 WIB
Penjualan Mobil BBM Bakal Dihentikan pada 2045, Begini Respons Produsen Otomotif
ILUSTRASI. Mobil listrik melakukan pengisian daya di Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) di parkiran pusat perbelanjaan di Bintaro, Tangerang Selatan, banten, Selasa (27/8/2024). Pemerintah mengejar target Net Zero Emission 2060 dengan melarang penjualan mobil konvensional berbasis BBM.


Reporter: Dimas Andi | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah berusaha mengejar target Net Zero Emission 2060 atau lebih cepat. Salah satu upaya yang ditempuh pemerintah adalah melarang penjualan mobil konvensional berbasis internal combustion engine (ICE) dalam jangka panjang.

Sebelumnya, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) sedang merumuskan kebijakan untuk mendukung implementasi peta jalan sektor otomotif Indonesia. Salah satu kebijakan yang disiapkan pemerintah adalah larangan penjualan kendaraan konvensional baru sebagai upaya percepatan adopsi kendaraan listrik atau battery electric vehicle (BEV).

Deputi Bidang Koordimasi Infrastruktur dan Transportasi Kemenko Marves, Rachmat Kaimuddin, menyatakan, pihaknya terus menggodok mekanisme kebijakan pelarangan penjualan kendaraan konvensional.

Baca Juga: Kinerja Emiten Komponen Otomotif Tertekan Penurunan Pasar Otomotif

Dalam hal ini, pemerintah menargetkan agar 15 tahun sebelum tahun 2060 Indonesia bisa menghentikan penjualan kendaraan beremisi karbon. Dengan kata lain, pada 2045 nanti tidak ada lagi mobil ICE baru yang dijual di pasar domestik.

Di atas kertas, rencana penghentian penjualan mobil konvensional baru cukup menantang kendati kebijakan ini baru baru berlaku 21 tahun lagi. Saat ini, mayoritas mobil baru yang dijual di pasar Indonesia masih berbahan bakar fosil.

Merujuk data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan wholesales (pabrik ke dealer) mobil nasional tercatat sebanyak 484.236 unit hingga Juli 2024. Dari angka tersebut, mobil listrik baru mampu menyumbang penjualan sebanyak 17.826 unit.

Ketua I Gaikindo Jongkie Sugiarto belum bisa berkomentar secara mendalam terkait kesiapan industri otomotif nasional menghadapi rencana penyetopan penjualan mobil ICE baru mulai 2045.

"Kami tunggu peraturan dari pemerintah saja," ujar dia, Selasa (27/8).

Baca Juga: Indonesia dan Mobil Listrik

Sementara itu, PT Honda Prospect Motor (HPM) menyatakan, rencana yang disusun pemerintah sebenarnya sejalan dengan visi Honda yang menargetkan mencapai Net Zero Emission pada 2040 secara global.

Visi ini kemudian diterapkan Honda secara bertahap di Indonesia. Sebagai transisi, Honda telah memasarkan dua mobil hybrid di Tanah Air yakni CR-V RS e: HEV dan Accord e:HEV. Honda juga akan meluncurkan mobil listtik Honda e:N1 di Indonesia pada 2025 mendatang.

"Sejalan dengan visi tersebut, kami akan menyesuaikan investasi yang diperlukan untuk dapat mengembangkan pasar dan mendukung transisi ke teknologi yang lebih ramah lingkungan," ujar Sales & Marketing and Aftersales Ditector HPM Yusak Billy, Selasa (27/8).

Honda pun akan terus melakukan evaluasi dan riset untuk beradaptasi dengan perubahan pasar dan regulasi pemerintah.

Marketing Director PT Toyota Astra Motor (TAM) Anton Jimmi Suwandy menyebut, rencana penghentian penjualan mobil konvensional sebenarnya tidak hanya terjadi di Indonesia, melainkan juga di beberapa negara lain meski dengan target realisasi yang berbeda-beda.

Baca Juga: Kementerian ESDM gunakan lima strategi guna capai net zero emission di 2060

Toyota sendiri berpegang teguh pada strategi multi pathway yang memungkinkan mereka mengembangkan berbagai teknologi mobil ramah lingkungan, baik itu hybrid, plug-in hybrid, full electric, flexy fuel, hingga hidrogen. Pengembangan teknologi ini juga perlu dibarengi oleh pendalaman ekosistem kendaraan ramah lingkungan secara menyeluruh di Indonesia.

"Lewat strategi ini kami percaya banyak orang bisa ikut berkontribusi terhadap penurunan emisi karbon sembari tetap memenuhi kebutuhan mobilitasnya," tandas Anton, Selasa (27/8).    

Selanjutnya: Tanda Loyalitas, Grab Indonesia Berikan Dana Apresiasi Rp 16 Miliar untuk Mitra

Menarik Dibaca: Peringatan Dini Cuaca Besok (28/8) Hujan Lebat, Provinsi Ini Siaga Bencana

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management Principles (SCMP) Mastering Management and Strategic Leadership (MiniMBA 2024)

[X]
×