Reporter: Kenia Intan | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indonesia menjadi pasar yang potensial bagi mobil-mobil merek Eropa, terutama untuk segmen medium. PT Garuda Mataram Motor (GMM), Agen Pemegang Merek (APM) Volkswagen dan Audi melihat potensi di medium segmen menjanjikan sebab pasarnya yang cukup luas dan besar.
Melihat potensi tersebut, Volkswagen (VW) mencoba memaksimalkannya dengan meluncurkan produk baru, medium Sport Utility Vehicle (SUV) berkonfigurasi 7 kursi dari German.
"Kita baru saja meluncurkan SUV yang sangat sesuai dengan yang diharapkan oleh para pelanggan," terang Chief Operating Officer Garuda Mataram Motor Jonas Cendana ketika dihubungi Kontan.co.id, Kamis (24/10).
Baca Juga: Penjualan mobil eropa masih berpotensi tumbuh
Di tengah industri otomotif Indonesia yang lesu, mobil Eropa VW optimistis penjualannya akan stabil. Jonas menjelaskan VW terus menjaga hubungan dekatnya dengan para kustomer yang loyal.
Sementara, berdasarkan data dari Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO) hingga Agustus 2019 VW mencatatkan penurunan penjualan retail 44,7% year on year (yoy) atau sebanyak 170 unit. Akan tetapi, peningkatan penjualan mulai terlihat sejak Juni setelah sebelumnya mengalami pasang surut penjualan.
Pada bulan Juli ke Agustus 2019, tercatat penjualan retail VW naik 44,7% yoy menjadi 55 unit. Adapun penjualan bulan Juli sebanyak 38 unit, angka ini meningkat dibandingkan penjualan Juni yang sebanyak 23 unit.
Baca Juga: Terbitnya PPnBM kendaraan listrik dinilai bisa jadi stimulus investasi dalam negeri
Salah satu tantangan penjualan mobil Eropa di tanah air yakni harga yang belum kompetitif. Adapun GMM mulai memproduksi Medium Knocked Down (MKD) di Indonesia. Produk awal yang diproduksi yakni SUV 7 seater VW Tiguan Allspace.
Berdasarkan keterangan yang dihimpun Kontan.co.id, fasilitas produksi ini bisa menekan harga yang semula Rp 695 juta menjadi Rp 598 juta per unitnya. "Dengan diproduksi di Indonesia harga menjadi lebih kompetitif," ungkap Andrew Nasuri, Presiden Direktur Garuda Mataram Motor pada kesempatan sebelumnya.
Tidak jauh berbeda, merek mobil dari benua biru, Audi melihat di tahun 2019 ini penjualannya akan stagnan.
Baca Juga: Laba operasional kuartal ketiga Daimler naik 8% didorong penjualan Mercedes
"Karena network dealer dan after sales service," ungkap Herry Noverino, Head of Marketing & PR Department PT GMM (Audi). Oleh karenanya, bagi Audi menambah dealer network dan aftersalse service menjadi tantangan tersendiri.
Sementara melihat data dari Gaikindo, penjualan retail Audi hingga Agustus 2019 mengalami penurunan sebesar 40% year on year (yoy). Pada tahun sebelumnya penjualan retail Audi mencapai 27 unit, kini penjualannya turun menjadi 20 unit.
Herry menjelaskan, tantangan lain yang dihadapi Audi dalam melakukan penjualan adalah harga yang belum bisa bersaing sebab produknya masih diimpor secara Completely Built Up (CBU).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News