Reporter: Dimas Andi | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah melalui Kementerian Perindustrian (Kemenperin) turut menyoroti penurunan penjualan mobil nasional dalam beberapa waktu terakhir.
Sebagai pengingat, Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan wholesales (pabrik ke dealer) mobil nasional merosot 19,4% year on year (YoY) menjadi 408.012 unit pada Januari-Juni 2024, dari realisasi periode yang sama tahun sebelumnya sebanyak 506.427 unit.
Setali tiga uang, penjualan retail (dealer ke konsumen) mobil nasional terkoreksi 14% yoy menjadi 431.987 unit pada Januari-Juni 2024, dari sebelumnya 502.533 unit.
Baca Juga: GIIAS 2024 Mulai Digelar Hari Ini, Kamis (18/7), Cermati Rekomendasi Saham ASII
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan, daya beli masyarakat tampak belum begitu stabil sehingga cukup mempengaruhi permintaan terhadap produk mobil baru selama tahun 2024 berjalan.
Di sisi lain, produsen otomotif juga dalam tekanan lantaran biaya produksi mobil naik seiring pelemahan nilai tukar rupiah akhir-akhir ini.
"Pada dasarnya pemerintah meminta produsen-produsen jangan dulu menaikkan harga, karena sekarang pasar lagi lesu dan daya belo juga lagi lesu. Ini ada kaitannya dengan tingginya nilai tukar dollar AS," kata Agus kepada awak media usai pembukaan GIIAS 2024, Kamis (18/7).
Baca Juga: Honda Buka Peluang Produksi Mobil Hybrid di Indonesia
Lebih lanjut, Kemenperin terus mengkaji usulan insentif fiskal untuk perkembangan industri otomotif nasional, termasuk insentif pajak mobil hybrid. Pembahasan terkait insentif mobil hybrid terus dilakukan Kemenperin secara internal.
"Insentif hybrid kami terus hitung dan diskusikan internal, nanti akan diusulkan ke instansi terkait terutama Kementerian Keuangan," pungkas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News