kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.306.000 -0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Penjualan Multistrada tergempur ban Tiongkok


Kamis, 03 April 2014 / 06:15 WIB
Penjualan Multistrada tergempur ban Tiongkok
ILUSTRASI. Bukan Lagi 69, Kini Ada 73 Obat Sirup Yang Dilarang Beredar BPOM


Reporter: Francisca Bertha Vistika | Editor: Fitri Arifenie

JAKARTA. Penjualan ban produksi PT Multistrada Arah Sarana Tbk sulit untuk menggelinding tahun lalu. Berdasarkan laporan keuangan yang dirilis oleh perusahaan, pendapatan produsen ban yang tercatat di lantai bursa dengan kode saham MASA ini hanya mampu naik tipis sebesar 0,94% pada tahun 2013 dibandingkan tahun 2012.


Realisasi pendapatan Multistrada sampai Desember 2013 juga hanya mencapai US$ 323,89 juta. Angka ini tak jauh berbeda dengan perolehan pendapatan tahun 2012 yang sebesar US$ 320,88 juta.


Uthan A. Sadikin, Direktur Pemasaran dan Penjualan PT Multistrada Arah Sarana Tbk mengatakan, kenaikan tidak terlalu tinggi lantaran dipengaruhi oleh harga jual. Secara volume penjualan, Uthan mengklaim, tidak ada penurunan. "Masalahnya terjadi over supply ban di pasar internasional dan itu mempengaruhi harga jual kami," kata Uthan kepada KONTAN, Rabu (2/4).


Pasokan yang berlebih di pasar internasional dipicu oleh produk-produk ban asal China yang membanjir. Akibatnya, harga ban, baik di pasar dalam negeri maupun di luar negeri, ikut tertekan. Selain China, pesaing utama di industri ban nasional adalah produk Korea Selatan.


Di antara negara tujuan ekspor Multistrada, Uthan bilang, terjadi penurunan penjualan di beberapa wilayah, seperti Afrika, Australia, dan Timur Tengah. Khusus di Timur Tengah, selain kalah bersaing dengan ban asal China, faktor gejolak politik ikut memicu penurunan penjualan.


Lihat saja, pada tahun 2012, pendapatan ekspor di wilayah Timur Tengah bisa tembus hingga US$ 42 juta. Namun, tahun lalu, ekspor ban ke wilayah tersebut turun menjadi US$ 33 juta. Begitupun ekspor ke Australia di 2012 mencapai US$ 26,9 juta. Tahun lalu, pendapatan ekspornya hanya US$ 22,7 juta. "Ekspor ke Afrika juga turun dari US$ 24 juta jadi US$ 22 juta," kata Uthan.


Meski demikian, tak semuanya negara tujuan ekspor turun. Pasar Amerika Serikat dan Eropa justru ada peningkatan. Alasannya di wilayah tersebut tak sembarang ban yang bisa masuk. Negara-negara tersebut memiliki aturan kelayakan yang wajib dipatuhi oleh produsen ban. "Pasar Amerika meningkat walaupun tidak signifikan," kata Uthan.


Tumbuh 10%-15%


Di pasar lokal, penjualan ban Multistrada juga meningkat 3,06%. Tahun 2012 lalu, penjualan ban di dalam negeri hanya US$ 90,15 juta. Tahun lalu, penjualan domestik naik jadi US$ 92,91 juta. Kenaikan ini, kata Uthan, lantaran pemerintah memberlakukan standar nasional Indonesia (SNI) bagi setiap pemasok ban lokal dan impor.


Makanya untuk memperbaiki kinerja pendapatan, tahun ini, Multistrada akan mendongkrak penjualan di Australia, Amerika Serikat, dan Timur Tengah. Sayang, Uthan tak menyebut secara rinci bagaimana strategi Multistrada untuk menghadapi persaingan di beberapa wilayah tersebut. "Bisa kita lihat nanti, laporan keuangan kuartal I akan lebih baik ketimbang tahun lalu," kata Uthan.


Sepanjang tahun ini, Multistrada menargetkan peningkatan pendapatan antara 10% sampai 15%. Artinya, tahun depan, Multistrada berharap bisa mencatatkan pendapatan sekitar US$ 356,28 juta hingga US$ 372,47 juta.


Sama seperti tahun lalu, pendapatan perusahaan di tahun ini masih ditopang oleh pasar ekspor. Tahun lalu, kontribusi ekspor sekitar 71,31%. Sedangkan penjualan domestik hanya menyumbang 28,69% dari seluruh total pendapatan Multistrada.


Meski tetap mengandalkan ekspor, Uthan optimistis, tahun ini, nilai penjualan domestik bakal melonjak hingga 10% dibandingkan dengan tahun lalu. Dengan asumsi pertumbuhan ini, sepanjang 2014, Multistrada memproyeksikan bisa mengantongi penjualan sebesar US$ 102,2 juta. n

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×