kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.333.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Penjualan Produk Kayu Dharma Satya Nusantara (DSNG) Turun 29% pada Tahun 2023


Kamis, 29 Februari 2024 / 09:35 WIB
Penjualan Produk Kayu Dharma Satya Nusantara (DSNG) Turun 29% pada Tahun 2023
ILUSTRASI. Kinerja segmen produk kayu PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG) masih lesu. KONTAN/Cheppy A. Muchlis/31/03/2017


Reporter: Vina Elvira | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja segmen produk kayu PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG) masih lesu. Pada tahun lalu, angka penjualan produk kayu tercatat senilai Rp 1,1 triliun atau berkontribusi sebesar 12% dari total penjualan DSNG yang mencapai Rp 9,5 triliun. 

Presiden Direktur DSNG Andrianto Oetomo menyebutkan, penjualan dari segmen produk kayu di tahun 2023 menyusut 29% year on year (YoY) dari penjualan pada tahun sebelumnya yang masih mencapai Rp 1,5 triliun. 

Menurut Andrianto, kelesuan pasar internasional yang dirasakan sejak akhir tahun 2022 masih menjadi tantangan terbesar DSNG di sepanjang tahun 2023. Penurunan permintaan masih terjadi di negara-negara tujuan ekspor, seperti Amerika Serikat, Kanada, Eropa, dan Jepang. 

Baca Juga: Laba Dharma Satya Nusantara (DSNG) Terkoreksi 30% pada Tahun 2023, Ini Penyebabnya

“Terus berlanjut sepanjang tahun 2023 sejalan dengan suku bunga yang tinggi dalam jangka waktu yang lama, yang telah berdampak negatif pada pasar properti,” ungkap Andrianto, dalam keterangan resmi, Kamis (29/2). 

Dia memerinci, volume penjualan produk panel dan flooring mengalami penurunan masing-masing sebesar 14% dan 34% YoY, meskipun volume penjualan per kuartal sepanjang tahun 2023 masih mengalami peningkatan dari kuartal ke kuartal.

 Lebih lanjut, ASP produk panel juga turun 17,5% YoYsedangkan ASP produk flooring masih meningkat 1,3% YoY. 

 

Dengan kondisi pasar produk kayu tahun lalu, DSNG mendorong agar kinerja finansial produk kayu tetap positif di tengah situasi pasar yang menantang.

 “DSNG berpeluang mengambil alih pasar yang ditinggalkan oleh pemain industri kayu yang sempat menghentikan produksinya pada tahun lalu,” tambahnya. 

Dari sisi bottom line, DSNG tercatat membukukan laba sebesar Rp 842 miliar, atau terkoreksi 30% year on year (YoY) dibandingkan laba di tahun sebelumnya senilai Rp 1,2 triliun. 

Penurunan laba pada tahun lalu disebabkan oleh meningkatnya beban pokok penjualan, akibat meningkatnya harga pupuk untuk segmen kelapa sawit dan menurunnya volume penjualan serta harga rata-rata penjualan segmen kayu. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×