kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.508.000   10.000   0,67%
  • USD/IDR 15.930   -61,00   -0,38%
  • IDX 7.141   -39,42   -0,55%
  • KOMPAS100 1.095   -7,91   -0,72%
  • LQ45 866   -8,90   -1,02%
  • ISSI 220   0,44   0,20%
  • IDX30 443   -4,74   -1,06%
  • IDXHIDIV20 534   -3,94   -0,73%
  • IDX80 126   -0,93   -0,74%
  • IDXV30 134   -0,98   -0,72%
  • IDXQ30 148   -1,09   -0,73%

Penjualan Sepeda Tak Lagi Melaju


Senin, 09 Oktober 2023 / 05:50 WIB
Penjualan Sepeda Tak Lagi Melaju


Reporter: Dimas Andi | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Tren bersepeda surut, penjualan sepeda pun ikut menyusut.

Ketua Asosiasi Pengusaha Sepeda Indonesia (Apsindo) Eko Wibowo Utomo mengatakan, puncak moncernya penjualan sepeda terjadi pada 2020 lalu tatkala dunia sedang menghadapi pandemi Covid-19. Kegiatan bersepeda menjadi tren baru di masyarakat kala itu.

Kini, tren bersepeda surut sejalan dengan berakhirnya pandemi. Hal ini cukup dimaklumi Apsindo mengingat sepeda baru dianggap sebagai sarana rekreasi atau penyaluran hobi oleh banyak masyarakat, bukan untuk transportasi jarak dekat sehari-hari.

Lantas, selama 2023 berjalan, Apsindo mencatat penjualan sepeda di Indonesia diperkirakan sudah turun hampir 40% dibandingkan tahun sebelumnya.

“Hampir seluruh jenis atau tipe sepeda mengalami penurunan penjualan. Sepeda yang dijual melalui impor juga turun,” tukas Eko, Jumat (6/10).

Baca Juga: United Bike Serius Menggarap Kendaraan Listrik

Padahal, sebenarnya banyak produsen yang memproduksi sepeda secara besar-besaran sejak 2020 lalu. Mereka sempat memproyeksikan permintaan sepeda akan terus tumbuh dalam beberapa tahun ke depan. Namun, perkiraan mereka salah. Alhasil, banyak perusahaan yang mengalami kondisi kelebihan pasokan sepeda.

Kondisi oversupply yang dibarengi berkurangnya permintaan membuat harga sepeda turun drastis dalam beberapa waktu terakhir. Tak sedikit penjual sepeda yang mendiskon produknya hingga 60%.

“Sekarang, konsumen bisa membeli sepeda dengan bujet di bawah Rp 2 juta. Dulu ketika pandemi harga sepeda paling murah sekitar Rp 3 jutaan,” ungkap Eko.

Eko memproyeksikan tren penurunan penjualan kemungkinan masih berlanjut pada sisa 2023 maupun tahun depan. Kalaupun ada potensi kenaikan penjualan, kemungkinan besar tidak akan menyamai level tahun 2020 lalu.

“Butuh suatu momentum yang bisa memicu tumbuhnya penjualan sepeda secara signifikan,” kata dia.

Untuk saat ini, para produsen sepeda fokus menjual stok produk yang tersedia atau tersisa di gudang dengan harapan arus kasnya tetap terjaga. Di samping itu, produsen tetap berupaya berinovasi dengan meluncurkan sepeda yang memiliki desain baru dan segar di pasar.

Terkait tren sepeda listrik, Apsindo menilai kontribusi produk tersebut masih terbilang minim walau permintaannya jelas ada. Sejauh ini, sepeda listrik masih dipandang sebagai produk alternatif yang mana konsumennya tergolong segmentif.

Baca Juga: Gaya Abadi Sempurna (SLIS) Berupaya Kejar Target Penjualan Tahun Ini

Selanjutnya: Menguat Tipis Akhir Pekan Lalu, Begini Prediksi Rupiah untuk Senin (9/10)

Menarik Dibaca: Promo Superindo Weekday Terbaru 9-12 Oktober 2023, Beberapa Produk Beli 2 Gratis 1

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×