kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Penuhi kebutuhan gula dalam negeri, pelaku industri siapkan sejumlah agenda bisnis


Jumat, 15 Januari 2021 / 17:17 WIB
Penuhi kebutuhan gula dalam negeri, pelaku industri siapkan sejumlah agenda bisnis
ILUSTRASI. Penuhi kebutuhan gula dalam negeri, pelaku industri siapkan sejumlah agenda bisnis.


Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pelaku industri gula dalam negeri melakukan sejumlah upaya untuk memenuhi kebutuhan gula domestik. Ada yang melakukan revitalisasi pabrik gula, ada pula yang  berencana memperluas area kebun tebu untuk meningkatkan produksi di kemudian hari.

Penasihat senior di Asosiasi Gula Indonesia, Yadi Yusriyadi, menjelaskan, revitalisasi pabrik gula adalah upaya perusahaan untuk meningkatkan kinerja pabrik dengan banyak upaya, antara lain meningkatkan mutu gula, efisiensi pabrik, peningkatan kapasitas, dan modernisasi peralatan/otomatisasi.

"Hampir semua pabrik gula eksisting melakukan hal ini, ada yang (revitalisasi) skala atau sebagian kecil dan ada yang (revitalisasi) hampir total atau keseluruhan, seperti contohnya pabrik gula Asembagus Jawa Timur," jelasnya kepada Kontan.co.id, Jumat (15/1).

Oleh karenanya, Yadi mengatakan semua anggota AGI melakukan revitalisasi sesuai prospek dan kemampuan mereka.

Baca Juga: Kemendag memastikan stok pangan aman

Menurut Yadi, prospek bisnis gula di sepanjang 2021 akan baik. Yadi  menjelaskan saat ini kebutuhan gula nasional sekitar 5,8 juta ton, sedangkan dalam negeri baru bisa memenuhi kebutuhannya sekitar 2,2 juta ton.

Adanya upaya dari pemerintah untuk mengurangi impor dan memperluas pengembangan areal kebun tebu, tentu saja peluang bisnis gula masih besar.

Upaya memperluas areal kebun dilakukan oleh PT Tunas Baru Lampung Tbk (TBLA). Manajemen TBLA menyatakan perusahaan menargetkan ekspansi kebun tebu menjadi 14.000 ha dari yang saat ini mendekati 13.000 Ha.

Sekretaris Perusahaan TBLA, Hardy menjelaskan TBLA akan terus mengembangkan bisnis gula dan sawit karena merupakan produk konsumsi sehingga terus dibutuhkan oleh masyarakat.

Asal tahu saja, penjualan gula TBLA sampai dengan September 2020 sudah sampai 207.000 ton. Ini meningkat dari tahun lalu yang sebesar 202.000 ton. Adapun untuk nilai pendapatannya, segmen bisnis gula dan turunannya senilai Rp 2,49 triliun atau berkontribusi 31% ke pendapatan TBLA.

Baca Juga: Kementan pastikan terus berupaya tingkatkan produktivitas tebu




TERBARU

[X]
×