Reporter: Muhammad Yazid | Editor: Azis Husaini
JAKARTA. Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) telah menyetujui rencana pengembangan atawa plan of development (PoD) proyek penggabungan atawa unitisasi Jambaran-Tiung Biru di Blok Cepu. Dengan begitu, produksi gas alam dari penggabungan kedua lapangan tersebut bisa terealisasi mulai 2016 mendatang.
Rudi Rubiandini, Kepala SKK Migas menjelaskan, secara teknis unitisasi Jambaran-Tiung Biru jelas bernilai ekonomis dan layak untuk dikembangkan. "Pembuangan CO2 ke udara pun tidak akan ada masalah, karena memang sesuai dengan peraturan," kata Rudi setelah membuka rapat kerja tahunan di kantornya, Kamis (14/2).
Seperti diketahui, Lapangan Jambaran merupakan wilayah kerja milik PT Pertamina EP Cepu dan CepuMobil Limited yang masing-masing mempunyai saham 45%, dan sisanya dipegang oleh Badan Usaha Milik Daerah setempat. Sementara di Lapangan Tiung Biru, seluruh sahamnya dimiliki oleh Pertamina.
Dalam persetujuan PoD tersebut, SKK Migas juga menetapkan PT Pertamina EP Cepu sebagai operator Unitisasi Jambaran-Tiung Biru, atau sesuai dengan usulan head of agreement (HOA) yang telah digelar oleh para pemegang saham. Proyek unitisasi tersebut diperkirakan membutuhkan investasi sebesar US$ 6 miliar.
Total cadangan gas dari kedua lapangan ini mencapai 1,1 triliun cubic feet (tcf). Namun, sekitar 30% di antaranya adalah gas beracun berupa karbondioksida (CO2) dan gas sulfur. Manurut Rudi, gas CO2 tersebut akan dibuang langsung ke udara (venting) dan ini sudah sesuai dengan kadar minimal ambang batas yang ditetapkan Kementerian Lingkungan Hidup.
Menurut dia, nantinya pada 2016 mendatang hasil unitisasi tersebut diproyeksikan akan dapat menghasilkan gas alam sebesar 250 million metric standard cubic feet per day (mmscfd). "Sejauh ini, kami baru menyetujui pengembangannya saja. Untuk harga gas dan alokasi pasokannya akan dibahas kemudian," imbuhnya.
Sementara itu, Gde Pradnyana, Sekretaris SKK Migas menambahkan, dengan telah disetujuinya PoD proyek unitisasi Jambaran-Tiung Biru, operator dapat segera menggelar tender front end engineering design (FEED) alias rancang awal rekayasa dasar. Menurut dia, tender FEED diproyeksikan akan membutuhkan waktu sekitar dua hingga tiga bulan mendatang.
Sementara, tahapan FEED sendiri diproyeksikan bisa rampung pada akhir tahun 2013 ini. Gde menjelaskan, pihaknya menargetkan konstruksi proyek tersebut bisa dimulai pada tahun mendatang. "Sehingga, proyek ini bisa onstream pada 2016 depan," ujar dia.
Nantinya gas yang dihasilkan akan dialirkan melalui pipa gas Semarang-Gresik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News