Reporter: Handoyo | Editor: Dikky Setiawan
JAKARTA. Perdagangan Indonesia dengan negara-negara European Free Trade Association (EFTA) menunjukkan tren positif.
Di tahun 2013, nilai total perdagangan Indonesia-EFTA tercatat US$ 1.091 juta, terdiri atas ekspor senilai US$ 154 juta dan impor US$ 937 juta.
Mengutip data Kementerian Perdagangan (Kemendag), nilai perdagangan tersebut mengalami peningkatan sebesar 18,42% bila dibandingkan dengan tahun 2012. Tren pertumbuhan cukup konsisten ada di atas angka 6% selama rata-rata lima tahun terakhir.
Sekadar informasi, EFTA merupakan kelompok kerja sama perdagangan negara di kawasan Eropa yang beranggotakan empat negara, yaitu Swiss, Liechtenstein, Islandia, dan Norwegia yang didirikan pada 3 Mei 1960.
Produk ekspor nonmigas utama negara-negara EFTA ke Indonesia untuk periode Januari-Desember 2013, antara lain mesin turbin, mesin cetak (printing), pupuk kimia/mineral, substansi wangi-wangian, dan obat-obatan.
Sedangkan produk impor utama negara-negara EFTA dari Indonesia antara lain optical fibers, produk turunan dari besi dan baja, minyak essensial, dan juga pompa vakum udara.
Hingga saat ini, antara Indonesia dengan negara anggota EFTA terus melakukan perundingan. Perundingan Indonesia-EFTA Comprehensive Partnership Agreement (IE-CEPA) terdiri dari tiga pilar utama. Yaitu, perluasan akses pasar produk barang dan jasa, peningkatan investasi utamanya dari negara EFTA ke Indonesia, serta adanya kerja sama peningkatan kapasitas dan bantuan teknologi dari pihak EFTA ke Indonesia.
Disamping itu, IE-CEPA juga merundingkan isu-isu terkait Rules of Origin (ROO) and Custom Procedure, Intellectual Property Rights, Trade and Sustainable Development, General, Institutional and Provision Dispute Settlement, dan Government Procurement.
Selain itu terdapat empat tambahan topik konsultasi yang berkaitan dengan Trade Remedies, Trade Facilitation, Sanitary and phytosanitary/Technical Barrier to Trade, dan Competition Policy. Saat ini perundingan IE-CEPA memasuki putaran yang ke-9 dan berlangsung pada 12-14 Mei 2014, di Surabaya.
Hingga perundingan putaran ke-8 IE-CEPA yang dilaksanakan pada 9-12 Oktober 2013 di Alesund, Norwegia, terdapat satu isu utama yang belum mendapatkan titik temu, yaitu belum adanya keseimbangan dalam modalitas perundingan perluasan akses pasar bagi kedua belah pihak di bidang perdagangan barang.
Ketua Delegasi Indonesia yang juga merupakan Duta Besar Indonesia untuk Norwegia Soemadi D.M. Brotodiningrat menegaskan.
"Mengingat tahun 2014 merupakan tahun Pemilu bagi Indonesia, maka perlu disusun perkembangan perundingan IE-CEPA yang telah dicapai maupun yang masih memerlukan pembahasan lebih lanjut," kata Soemadi dalam siaran persnya, Rabu (14/5).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News