kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.508.000   10.000   0,67%
  • USD/IDR 15.930   -61,00   -0,38%
  • IDX 7.141   -39,42   -0,55%
  • KOMPAS100 1.095   -7,91   -0,72%
  • LQ45 866   -8,90   -1,02%
  • ISSI 220   0,44   0,20%
  • IDX30 443   -4,74   -1,06%
  • IDXHIDIV20 534   -3,94   -0,73%
  • IDX80 126   -0,93   -0,74%
  • IDXV30 134   -0,98   -0,72%
  • IDXQ30 148   -1,09   -0,73%

Peritel Bahan Bangunan Optimistis Omzet Tumbuh di Tengah Konflik Rusia-Ukraina


Selasa, 15 Maret 2022 / 21:19 WIB
Peritel Bahan Bangunan Optimistis Omzet Tumbuh di Tengah Konflik Rusia-Ukraina
ILUSTRASI. Gerai Depo Bangunan di Jember, Jawa Timur.


Reporter: Muhammad Julian | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah emiten peritel bahan bangunan masih optimistis mengejar pertumbuhan omzet meski ada potensi kenaikan harga bahan bangunan akibat efek gulir konflik Rusia-Ukraina. 

PT Catur Sentosa Adiprana Tbk misalnya. Emiten peritel bahan bangunan berkode saham CSAP itu masih optimistis mengejar pertumbuhan penjualan sebesar 11% dibanding tahun lalu.

Dengan pertumbuhan itu, penjualan CSAP diproyeksikan mencapai Rp 15 triliun pada tahun ini.

“Rp 15 triliun bukan mudah tetapi dengan kerja keras dan penerapan strategi perseroan, CSAP yakin target dapat dicapai,” ujar  Corporate Secretary CSAP, Idrus Widjajakusuma kepada Kontan.co.id (15/3).

Menurut Idrus, sejauh ini belum menjumpai efek perubahan harga bangunan akibat dari konflik Rusia-Ukraina. Kalaupun terjadi kenaikan harga bangunan di masa mendatang, CSAP menyiapkan strategi.

Idrus bilang, CSAP akan menyiapkan produk-produk alternatif dengan harga yang menarik jika efek kenaikan harga akibat konflik Rusia-Ukraina dijumpai nanti. Selain itu, CSAP juga akan meningkatkan kualitas dan berupaya memberi pelayanan terbaik kepada konsumen untuk mengkompensasi kenaikan harga.

Baca Juga: Begini Tanggapan REI Terkait Naiknya Harga Komponen Konstruksi

Idris optimistis, katalis positif berupa perpanjangan insentif pajak pertambahan nilai (PPN) ditanggung pemerintah (DTP) pada tahun ini akan berdampak baik bagi bisnis bahan bangunan CSAP yang sebagian menyasar pasar renovasi di segmen distribusi maupun ritel. 

“Dengan adanya rumah-rumah baru tentu ada kebutuhan renovasi atau pengembangan yang dapat memberikan kontribusi positif bagi CSAP,” tutur Idrus.

Untuk memacu kinerja, CSAP menyiapkan sejumlah agenda mulai dari membuka toko baru, meningkatkan kontribusi private brand di segmen ritel dan distribusi, mengembangkan jangkauan jaringan, serta mengembangkan aplikasi digital  dan mengawal otomatisasi.

Tahun ini, CSAP berencana membuka 3-4 gerai baru Mitra10, serta me-remodeling empat eksisting toko Mitra10. Dananya memanfaatkan sebagian anggaran capex CSAP tahun ini yang berjumlah Rp 600 miliar.

Idrus bilang, rencana ekspansi tetap berjalan/dilanjutkan, mengingat pertumbuhan ekonomi Indonesia masih memiliki prospek yang sangat baik. Dan sekarang sudah saatnya untuk bergerak maju seiring dengan mulai menggeliatnya roda perekonomian.

"CSAP harus bisa memanfaatkan kesempatan untuk memenuhi pelanggan akan kebutuhan bahan bangunan dan sekaligus menguasai pangsa pasar ini,” tutur Idrus.

PT Caturkarda Depo Bangunan Tbk (DEPO) juga mengincar pertumbuhan omzet double digit tahun ini. DEPO menargetkan pertumbuhan omzet sekitar 12%-14% dengan pertumbuhan laba bersih di atas 20%.

“(Target) Masih realistis,” ujar Sekretaris Perusahaan Caturkarda Depo Bangunan Erwan Irawan kepada Kontan.co.id Selasa (15/3).

Direktur PT Caturkarda Depo Bangunan Tbk Amanda Grace Kettin mengatakan, DEPO sudah menjumpai kenaikan harga pada ragam bahan bangunan sejak tahun lalu. Kenaikannya terjadi secara bertahap dan berbeda-beda pada tiap prinsipal, ada yang sekitar 2%-5%, ada pula yang sampai 10%. 

Faktor pendorongnya bermacam-macam menurut Amanda, salah satunya yakni kenaikan ongkos angkut atau freight akibat keterbatasan kontainer. 

Amanda tidak memungkiri, konflik Rusia-Ukraina bisa saja mendorong kenaikan harga bahan bangunan dari pihak prinsipal ke depannya. Meski begitu, Amanda menilai bahwa kinerja bisnis DEPO lebih banyak dipengaruhi oleh perkembangan kondisi pandemi Covid-19, alih-alih efek gulir konflik Rusia-Ukraina.

Baca Juga: Bidik Pertumbuhan Pendapatan Dobel Digit, Ini Strategi Avia Avian (AVIA)

Pandangan Amanda ini berdasar pada preseden pada riwayat permintaan saat terjadi kenaikan harga bahan bangunan pada tahun lalu.

“Kalau kami lihat, begitu kasus Covidnya naik penjualan kita turun, begitu kasus membaik penjualannya membaik juga,” tutur Amanda.

Untuk memacu volume penjualan dan mengejar target kinerja, DEPO berstrategi untuk menambah jaringan dengan membuka 2 cabang baru pada tahun ini, baik dengan cara membangun cabang baru ataupun menyewa, tergantung pada kebutuhan dan situasi. 

Untuk tujuan ini, DEPO menyiapkan anggaran belanja modal atau capital expenditure (capex) sekitar Rp 80 miliar. 

Cabang baru DEPO nantinya akan menggenapi 10 gerai eksisting DEPO yang tersebar di Jakarta Timur, Bandar Lampung, Bandung, Bekasi, dan masih banyak lagi.

Sebelumnya, Head of Industry and Regional Research Bank Mandiri, Dendi Ramdani mengatakan, kenaikan harga bahan baku bahan bangunan dan tingginya biaya energi di tengah  konflik Rusia-Ukraina bisa membuat harga bahan-bahan bangunan naik.

Meski begitu, ia memperkirakan bahwa efek kenaikan harga ini baru akan terasa dalam beberapa waktu ke depan. Jeda waktunya bisa mencapai beberapa bulan. Alasannya, menurut dugaan Dendi, para pemasok bahan bangunan masih memiliki stok/pasokan produk.

“Sebetulnya kan pembangunan sudah ada, atau stok masih ada, ya mungkin ada lag juga kali ya, jadi mungkin dalam beberapa bulan ke depan pengusaha baru naikin harga,” tutur Dendi saat dihubungi Kontan.co.id (14/3).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×