Reporter: Fitri Nur Arifenie | Editor: Edy Can
JAKARTA. Bisnis ritel di Indonesia semakin bergairah. Asosiasi Perusahaan Ritel Indonesia (Aprindo) memprediksi, hingga akhir tahun, jumlah gerai ritel akan tumbuh 15% dari akhir tahun lalu. Jumlah gerai anggota Aprindo sendiri pada saat ini mencapai sekitar 15.000 gerai.
Pertambahan gerai tersebut, menurut Tutum Rahanta, Ketua Harian Aprindo, berasaldari gerai peritel asing yang belakangan ini gencar masuk ke Indonesia. Masuknya peritel-peritel asing tersebut jelas membuat persaingan bisnis ritel menjadi semakin ketat. Dalam kondisi seperti itu, konsumen yang diuntungkan karena mereka memiliki banyak pilihan tempat berbelanja.
Tapi, Tutum memandang, maraknya peritel asing tidak akan mematikan peritel lokal. "Pasar ini akan terus tumbuh mengikuti pertumbuhan ekonomi dan pertambahan penduduk," ujarnya kemarin.
Salah satu peritel asing yang sedang gencar menggelar ekspansi di Indonesia adalah Lotte Mart asal Korea. Kim Young Gyoon, Direktur Merchandising Lotte, menjelaskan, saat ini, Lotte Mart memiliki 24 gerai di Indonesia. Hingga 2018 nanti, Lotte Mart akan menambah 76 gerai sehingga total gerai Lotte Mart di Indonesia akan mencapai 100 gerai. "Dengan ekspansi ini, kami berharap bisa menjadi peritel global yang menekankan perkembangan di Asia," ujar Gyoon.
Tahun lalu, Lotte Mart membukukan penjualan sebesar US$ 7 juta. Tahun ini, Lotte Mart berharap penjualan naik dua kali lipat menjadi US$ 14 juta. Sementara tahun depan, Lotte Mart membidik penjualan sebesar US$ 100 juta. Selain gencar menggenjot bisnis di Indonesia, Lotte berniat memasarkan 52 produk Indonesia ke luar negeri.
Hipermarket lokal pun tak kalah ekspansif. Pekan silam, Hypermart baru saja membuka gerai ke-57 di Gresik. Danny Kojongnian, Direktur Komunikasi PT Matahari Putra Prima Tbk, menjelaskan, hingga akhir tahun, Matahari menargetkan memiliki 74 gerai. "Tahun ini, Hypermart memproyeksikan pendapatan tumbuh 30% jadi US$ 1,5 miliar," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News