kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.115.000   10.000   0,48%
  • USD/IDR 16.454   4,00   0,02%
  • IDX 8.025   67,48   0,85%
  • KOMPAS100 1.124   9,97   0,90%
  • LQ45 815   8,29   1,03%
  • ISSI 276   2,50   0,91%
  • IDX30 424   4,41   1,05%
  • IDXHIDIV20 490   3,80   0,78%
  • IDX80 123   1,15   0,94%
  • IDXV30 134   1,41   1,07%
  • IDXQ30 137   0,82   0,60%

Perkuat Kerja Sama Sektor Industri RI - Rusia, Wamenperin Hadiri Forum BRICS


Rabu, 17 September 2025 / 22:15 WIB
Diperbarui Rabu, 17 September 2025 / 23:16 WIB
Perkuat Kerja Sama Sektor Industri RI - Rusia, Wamenperin Hadiri Forum BRICS
Wakil Menteri Perindustrian RI Faisol Riza (kanan) melakukan pertemuan bilateral dengan Vice Minister of Industry and Trade Russian Federation, Aleksei Vladimirovich Gruzdev pada agenda BRICS Forum on Partnership on New Industrial Revolution (PartNIR) 2025 di Xiamen, Tiongkok.


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Putri Werdiningsih

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Perindustrian (Kemenperin) ingin memperkuat kerja sama strategis antara Indonesia dan Rusia di sektor industri. Hal tersebut turut menjadi bagian pembahasan dalam agenda BRICS Forum on Partnership on New Industrial Revolution (PartNIR) 2025 yang dilaksanakan di Xiamen, Tiongkok, 15 – 17 September 2025.

Wakil Menteri Perindustrian (Wamenperin) Faisol Riza hadir dalam forum tersebut, didampingi oleh Direktur Jenderal Ketahanan, Perwilayahan, dan Akses Industri Internasional (KPAII) Tri Supondy. Wamenperin pun telah melakukan pertemuan bilateral dengan Vice Minister of Industry and Trade Russian Federation, Aleksei Vladimirovich Gruzdev.

Faisol mengungkapkan bahwa kedua belah pihak membahas penguatan kerja sama industri khususnya pada sektor-sektor strategis. Salah satu agenda utama pembahasan adalah finalisasi sejumlah nota kesepahaman (MoU) yang telah di sepakati pada pertemuan-pertemuan sebelumnya. Salah satunya di bidang industri perkapalan.

Di samping peluang kerja sama industri, pertemuan ini juga membahas rencana investasi yang dapat dikembangkan lebih lanjut. Antara lain bidang infrastruktur yang dapat mendukung sektor industri seperti nuclear powerplant, jaringan rel kereta api di nusantara, dan produksi gas untuk industri.

“Dalam diskusi turut dibahas potensi kerja sama di bidang industri aluminium dan pengembangan Kawasan Industri. Elaborasi yang lebih luas, tidak hanya untuk penguatan kapasitas industri nasional, tetapi juga mendukung pengembangan ekosistem industri global yang inklusif,” ungkap Fasiol melalui keterangan resmi yang disiarkan pada Rabu (17/9/2025).

Baca Juga: Rapat Umum Virtual BRICS Tersendat karena Anggotanya Khawatir tentang Satu Hal Ini

Di samping sektor-sektor tersebut, Indonesia juga membahas peluang peningkatan kerja sama sektor

industri pupuk, karena Rusia melalui perusahaan-perusahaan besar seperti Uralchem, Uralkali, dan PhosAgro berkomitmen meningkatkan pasokan pupuk ke Indonesia. Langkah ini diharapkan dapat memperkuat ketahanan pangan sekaligus menopang produktivitas sektor pertanian nasional.

Selain itu, Indonesia menyampaikan kesiapan untuk menjadi Partner Country pada INNOPROM 2026 di Rusia. Langkah ini merupakan bagian dari strategi transformasi industri nasional menuju basis industri berteknologi tinggi, berdaya saing global, dan berorientasi ekspor. Pemerintah pun akan menyampaikan secara resmi dan melakukan koordinasi dengan Rusia dalam persiapan menuju pelaksanaan INOPROM 2026.

Di bidang farmasi dan peralatan medis, Indonesia menyampaikan dukungan terhadap kemitraan dengan Rusia, terutama melalui transfer teknologi dan pembentukan joint venture. Kerja sama ini dinilai strategis untuk memperkuat kapasitas industri dalam negeri, memperkenalkan produk inovatif, serta mendorong investasi yang bermanfaat bagi kedua negara.

Kerja sama juga terbuka di sektor metalurgi. Pemerintah Indonesia menyambut baik minat perusahaan-perusahaan Rusia untuk mengeksplorasi peluang di bidang ini. Termasuk mendorong transfer teknologi yang berorientasi pada keberlanjutan. 

Di sisi lain, industri galangan kapal menjadi salah satu fokus penting. Indonesia mendorong percepatan penyelesaian dan penandatanganan MoU yang ditujukan untuk memperkuat kerja sama shipbuilding antara kedua negara. Indonesia terbuka terhadap berbagai bentuk kemitraan yang berkontribusi pada kemajuan industri perkapalan nasional.

Berikutnya, Indonesia dan Rusia juga menjajaki kerja sama di bidang krisotil. Indonesia mendukung rencana kerja sama tersebut dan mengapresiasi dukungan Rusia, termasuk pelatihan yang telah diberikan bagi dua petugas laboratorium Indonesia pada September 2024 sebagai bagian dari kerja sama ilmiah.

Lebih lanjut, Dirjen KPAII Tri Supondy menegaskan bahwa Indonesia dan Rusia telah menjalin banyak kerja sama bilateral maupun multilateral, termasuk di bidang industri. Bagi Indonesia, Rusia merupakan mitra strategis di kawasan Eurasia.

Baca Juga: BRICS Kuasai 55% Populasi Dunia, Prabowo: Pilar Kekuatan Global

Tri mengungkapkan, hubungan Indonesia dan Rusia memiliki sejarah panjang. Pada tahun 2025 ini, memasuki perjalanan 75 tahun hubungan diplomatik yang memiliki historis sangat panjang dan akan terus semakin diperkuat ke depannya di berbagai bidang, termasuk bidang ekonomi dan industri.

Ia pun mengaitkan hal ini dengan posisi strategis Indonesia di forum internasional. “Sebagaimana pernyataan Presiden Prabowo, bahwa keanggotaan Indonesia di BRICS merupakan bagian dari upaya strategis untuk memperkuat perekonomian nasional,” ujarnya.

Secara ekonomi, hubungan Indonesia–Rusia menunjukkan tren positif. Total perdagangan bilateral nonmigas Indonesia dengan Rusia pada tahun 2024 mencapai US$ 3,3 miliar, meningkat sebesar 13,38% sejak tahun 2020.

Dari angka tersebut, nilai ekspor Indonesia ke Rusia tercatat sebesar US$ 3,3 miliar pada 2024, dengan produk unggulan berupa karet dan turunannya, kopi, cokelat, teh, alas kaki, komponen elektronik, serta produk kimia dan turunannya.

Selain perdagangan, total investasi Rusia di Indonesia pada tahun 2024 mencapai US$ 262,7 juta.

"Peningkatan ini menunjukkan peran Rusia sebagai salah satu negara investor penting di Indonesia dan mencerminkan potensi besar untuk pengembangan investasi lebih lanjut di masa depan," tandas Tri.

Selanjutnya: Wall Street Bergerak Variatif Menjelang Keputusan Suku Bunga The Fed

Menarik Dibaca: Hujan Lebat Turun Merata, Ini Peringatan Dini BMKG Cuaca Besok (18/9) di Jabodetabek

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Business Contract Drafting GenAI Use Cases and Technology Investment | Real-World Applications in Healthcare, FMCG, Retail, and Finance

[X]
×