Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Meskipun pandemi Covid-19 telah mereda, harapan atas pemulihan ekonomi global tampaknya masih jauh. Tantangan-tantangan baru muncul, mulai dari ketegangan geopolitik akibat konflik Rusia-Ukraina hingga dampak El Nino terhadap lingkungan. Semua ini berimbas negatif pada industri kelapa.
Market and Statistic Officer dari International Coconut Community (ICC), Alit Pirmansyah, mengatakan, produk turunan kelapa, baik di Indonesia maupun global, mengalami penurunan. Faktor-faktor seperti melemahnya perekonomian di Eropa, China, dan Amerika serta dampak perang di Eropa telah menyebabkan penurunan permintaan.
"Apalagi, produk kelapa termasuk kategori non-esensial," ujarnya dalam keterangannya, Senin (9/10).
Baca Juga: Memanfaatkan peluang besar ekspor produk olahan kelapa Indonesia
Di tahun sebelumnya, penurunan perdagangan produk turunan kelapa mencapai lebih dari 10%, dan prediksi tahun ini berkisar sekitar 10%. Namun, Alit menekankan bahwa tidak semua produk turunan kelapa mengalami penurunan, ada beberapa yang tetap mengalami kenaikan.
Amrizal Idroes, Wakil Ketua Bidang Kerja sama Kelembagaan Himpunan Industri Pengolahan Kelapa Indonesia (HIPKI), menjelaskan bahwa penurunan pertumbuhan ekonomi China mempengaruhi daya beli mereka.
"Meski China masih membutuhkan kelapa, mereka mengurangi pembelian dan menawar dengan harga yang lebih rendah," ujar Amrizal.
El Nino menambah kerumitan. Terusan Panama menjadi sulit dilalui, meningkatkan biaya logistik ekspor, termasuk produk kelapa. Beberapa daerah di Indonesia yang mengandalkan jalur air untuk distribusi kelapa juga terkena dampak karena penurunan permukaan air.
Baca Juga: Perkenalkan bido, kelapa berpohon pendek asli Pulau Morotai
Amrizal menambahkan, jika El Nino berlanjut, akan berdampak pada suplai kelapa tahun depan, menyebabkan potensi kelangkaan bahan baku dan menantang industri kelapa untuk memenuhi target.
Sementara itu, menurut Alit, pemerintah memiliki peran penting untuk memajukan sektor kelapa di Indonesia. Produksi kelapa di Indonesia mengalami penurunan setiap tahun, dan dibutuhkan intervensi pemerintah. Selain itu, Alit berharap adanya kebijakan yang mendukung promosi produk turunan kelapa di pasar domestik.
"Kita bisa belajar dari India dan Srilangka yang memiliki konsumsi domestik tinggi, sehingga industri kelapanya stabil tanpa terlalu bergantung pada ekonomi global," kata Alit.
Baca Juga: Mengangkat harkat kelapa dengan produk olahan
Dukungan pemerintah bisa dalam bentuk kebijakan yang pro-industri kelapa, insentif pajak, dan lainnya. Amrizal menyarankan agar pemerintah aktif mempromosikan produk kelapa, serta memudahkan akses pasar bagi industri.
Dengan demikian, meskipun industri kelapa menghadapi masa sulit, dukungan yang tepat dari pemerintah bisa menjadi katalis bagi pemulihan sektor ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News