Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indonesian National Shipowners Association (INSA) mengungkapkan, seiring dengan meningkatnya harga dan produksi batubara, permintaan pengapalan batubara saat ini menjadi lebih tinggi dari biasanya. Bersamaan dengan itu, permintaan pengapalan muatan curah lainnya juga naik, seperti untuk iron ore, jagung, gandum, dan lainnya.
Ketua Umum INSA, Carmelita Hartoto mengatakan kenaikan harga batubara berdampak pada peningkatan produksi batubara di Indonesia. Sesuai dengan hukum pasokan dan permintaan. Di sisi lain, permintaan pengapalan muatan curah lainnya juga naik, hal tersebut meningkatkan kebutuhan kargo (freight).
"Perkiraan pertumbuhan kargo curah yang diangkut melalui laut untuk tahun 2021 adalah 4,6%, sementara perkembangan armada kapal curah dunia hanya mencapai 3,3%, hal ini menyebabkan kenaikan yang signifikan di pasar freight kapal curah internasional. Average earning untuk kapal curah mencapai US$ 30.000 per hari," jelasnya kepada Kontan.co.id, Rabu (25/8).
Carmelita menjelaskan harga batubara yang membaik telah menggerakkan produsen batubara memperbanyak ekspor sehingga jatah konsumsi dalam negeri sempat menurun. Sedangkan mayoritas pelayaran nasional melayani distribusi di dalam negeri sehingga sempat mengalami sedikit gejolak di dalam negeri.
Baca Juga: Wintermar Offshore (WINS) fokus rampingkan armada hingga diversifikasi non-migas
Khusus komoditas batubara, dia melihat, sampai akhir tahun ini, kondisi permintaan pengangkutan batubara masih akan membaik, seiring dengan kebutuhan energi menghadapi musim dingin di utara.
"Kenaikan biaya pengangkutan (freight) ini seharusnya dapat dijadikan referensi untuk pemilik kargo domestik, agar alokasi jumlah armada kapal dalam negeri dapat dipertahankan secara optimal. Pasalnya, rate untuk mendapatkan pendapatan dari muatan luar negeri sangat menarik," jelasnya.
Carmelita mengungkapkan, pada bulan Agustus dan September nanti akan terjadi peningkatan di dalam negeri. Tapi INSA melihat fluktuasi ini hanya bersifat sementara karena adanya permintaan PLN yang naik akibat sempat kekurangan pasokan pada bulan-bulan sebelumnya.
Selisih pertumbuhan muatan dengan kapasitas armada telah menyebabkan harga kapal baru melonjak dua kali lipat. Kondisi ini tentu juga menjadi pertimbangan bagi anggota INSA dalam menambah kapal karena biaya investasi yang tinggi tidak didukung dengan penyesuaian tarif dalam negeri.
Oleh karenanya, anggota INSA tidak serta-merta menambah armada kapal hanya karena memanfaatkan momentum ini. Menurutnya, penambahan armada bukan semata-mata mempertimbangkan penambahan produksi komoditas tertentu yang bersifat fluktuatif.
Untuk itu diharapkan para pemilik tambang bisa bahu membahu dengan industri pelayaran, membantu pemerintah dalam memenuhi kebutuhan domestik untuk pembangkit listrik agar perencanaan jangka panjang dapat berjalan baik. "Khususnya bagi pelayaran nasional untuk menyiapkan armada untuk mendukung program kelistrikan nasional," tegasnya.
Jika dinamika pasar seperti sekarang ini, tentunya pemenuhan permintaan yang bersifat mendadak akan sangat sulit dilakukan.
Selanjutnya: Produksi batubara meningkat, industri pelayaran ketiban berkah
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News