Reporter: Filemon Agung | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasokan ruang perkantoran untuk wilayah Jakarta diperkirakan tidak akan mengalami penambahan hingga 2025 mendatang.
Head of Research Colliers Indonesia, Ferry Salanto, mengatakan bahwa dengan pasokan yang terbatas, ada potensi pertumbuhan untuk ruang perkantoran khususnya di Central Business District (CBD).
"Ini menjadi katalis untuk sektor perkantoran bisa lebih bergerak, ada potensi okupansi membaik. Artinya jika proyeksi ekonomi lebih membaik dengan pemerintahan baru, bisnis bertumbuh dan serapan baik maka ada potensi okupansi bisa naik sampai 2025," ungkap Ferry dalam Colliers Virtual Media Briefing kuartal II tahun 2024, Rabu (3/7).
Ferry melanjutkan, total pasok kumulatif hingga kuartal II 2024 di Jakarta mencapai 11,13 juta m² yang terdiri dari CBD sebesar 7,38 juta m² dan di luar CBD sebesar 3,75 juta m².
Merujuk proyeksi Colliers, masih ada potensi penambahan pasok ruang di luar CBD sekitar 340.000 m² pada periode 2024-2026.
Baca Juga: Dampak Perpindahan Ibu Kota Negara, Sewa Perkantoran di Jakarta Menjadi Lesu
Menurutnya, tren tingkat hunian pada kuartal II 2024 terdiri dari CBD sebesar 74,7% dan di luar CBD sebesar 77,2%. Tingkat hunian dinilai masih sulit untuk kembali ke level semula sebelum pandemi COVID-19 yang sebesar 83,6% untuk wilayah CBD dan 82,3% untuk di luar CBD.
Meski demikian, dengan tren pasokan ruang perkantoran yang terbatas dinilai akan mendorong tingkat hunian naik.
"Pasar masih berpihak pada penyewa, sehingga penawaran tarif sewa yang kompetitif dan kemudahan dalam menyewa masih akan berlangsung," lanjut Ferry.
Adapun dari sisi tarif, penyesuaian dinilai masih akan terus berlanjut dengan bergantung pada perusahaan yang masuk serta luas ruang yang diambil dan masa sewa.
Baca Juga: Ibu Kota Dipindah, Bisnis Sewa Perkantoran di Jakarta Bisa Lesu
Saat ini, Tarif Dasar Sewa untuk CBD berada di angka Rp 231.222/m²/bulan dan di luar CBD sebesar Rp 167.758/m²/bulan.
Kondisi serupa terjadi di Surabaya yang diproyeksikan tidak akan mengalami penambahan pasokan ruang perkantoran hingga 2026 mendatang.
Saat ini, realisasi tingkat hunian pada paruh pertama tahun ini di Surabaya mencapai sekitar 63,9%.
"Total penyerapan ruang kantor 2024 diperkirakan lebih besar dibandingkan 2023. Terbatasnya tambahan pasok akan mengembalikan tingkat hunian ke tingkat sebelum pandemi," jelas Ferry.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News