kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Perpanjangan PPKM darurat menghambat laju kinerja ekspor industri TPT


Rabu, 21 Juli 2021 / 07:04 WIB
Perpanjangan PPKM darurat menghambat laju kinerja ekspor industri TPT
ILUSTRASI. PPKM darurat membuat pengiriman ekspor Indonesia ke negara tujuan menjadi terhambat akibat sejumlah kendala.


Reporter: Vina Elvira | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Produsen Serat dan Benang Filament Indonesia (APSyFI) menilai, pelaksanaan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) darurat tak hanya berdampak terhadap pasar domestik saja tapi juga bagi laju kinerja ekspor. Kebijakan yang berlaku membuat pengiriman ekspor Indonesia ke negara tujuan menjadi terhambat akibat sejumlah kendala. 

"Bukan penolakan, namun mengurangi tingkat kepercayaan buyer, karena ekspor kami tidak tepat waktu," kata Sekretaris Jenderal APSyFI, Redma Gita Wirawasta kepada Kontan.co.id, Selasa (20/7). 

Redma menjelaskan, ada beberapa hambatan yang dihadapi para pelaku industri tekstil dan produk tekstil (TPT) selama pandemi, khususnya PPKM darurat. Di antaranya hambatan transportasi karena penyekatan yang terjadi di beberapa ruas gerbang tol.

Tak hanya itu, ekspor TPT juga ikut terhambat karena kondisi sistem Bea Cukai yang masih dalam tahap perbaikan setelah sebelumnya mengalami gangguan yang membuat proses input dokumen ekspor terhambat. "Sedangkan di pelabuhan terkendala sistem input dokumen ekspor di Bea Cukai yang masih diperbaiki," jelasnya. 

Baca Juga: PPKM Diperpanjang, Dunia Usaha Memasuki Fase Kritis

Sehingga Redma pun memproyeksikan kinerja ekspor TPT akan terkoreksi lagi di tahun ini. Redma menyayangkan hal ini mengingat pasar Eropa dan Amerikat yang sudah mulai menunjukkan pemulihan dari tahun lalu. 

Adapun, secara garis besar perpanjangan pelaksanaan PPKM darurat diproyeksikan akan semakin memperburuk arus kas industri TPT. Maklumlah, PPKM darurat yang berjalan 3-20 Juli saja telah menggerus sebagian modal kerja para pengusaha TPT karena pengeluaran yang tidak seimbang dengan pemasukan mereka.

"Ini sudah pada batas kritis, bahkan sebelum PPKM kan sudah ada kesulitan bayar cicilan bank. Kalau diperpanjang akan lebih banyak perusahaan yang kesulitan cash flow. Bahkan tidak menutup kemungkinan ada yang akan tutup permanen," tutur dia. 

Baca Juga: Industri manufaktur beri 5 masukan perihal PPKM Darurat

Redma mengungkapkan, saat ini anggotanya tengah melakukan perhitungan untuk menghentikan sebagian mesin produksi mereka. Hal itu dianggap perlu dilakukan karena stok barang yang diproduksi sudah melebihi batas normal, namun tidak diimbangi dengan penyerapan dari industri hilir. 

"Ini anggota kami sedang berhitung untuk stop sebagian mesin produksi, karena stok-nya sudah lebih di atas normal, sementara penyerapan dari industri hilir juga kan terkendala," pungkas Redma.  

Baca Juga: Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) minta PKPU Pan Brothers (PBRX) dihentikan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×