Reporter: Muhammad Julian | Editor: Handoyo .
Menurut Aryo produk baru yang akan meluncur akan menyasar segmen pasar di rentang harga Rp 3 juta-Rp 5 juta serta Rp 7 juta-Rp 9 juta.
Inovasi yang akan ditonjolkan antara lain meliputi aspek performa layar dan juga baterai.
Penonjolan fitur tersebut bukannya tanpa alasan. Aryo bilang, aktivitas di luar rumah yang berkurang membuat masyarakat menjadi haus akan hiburan, sehingga konsumsi masyarakat akan konten-konten hiburan dari platform video on demand (VOD) dan sebagainya akan turut meningkat.
Baca Juga: 10 HP Samsung dengan kualitas kamera terbaik versi DxOMark, siapa yang teratas?
Dalam kondisi yang demikian, menurut Aryo, ponsel-ponsel dengan keunggulan dari segi layar dan baterai akan lebih dicari.
“Penikmat drama kan pasti tidak ingin tontonannya terhenti di tengah jalan gara-gara kehabisan baterai, mereka akan cari smartphone yang baterainya cepat diisi dan tahan lama,” ujar Aryo.
Dengan adanya strategi ini, OPPO Indonesia berharap bisa menjadi top of mind dalam persepsi konsumen. Menurut Aryo, OPPO Indonesia tidak mengejar target penguasaan pasar tertentu.
“Ketika brand sudah menjadi sebuah top of mind dalam benak konsumen, otomatis angka-angka (market share) itu terbentuk dengan sendirinya,” ujar Aryo.
Mengutip data riset pasar IDC, OPPO tercatat menguasai pangsa pasar pada rentang 20%-25% di kuartal I 2020. Dengan raihan tersebut, OPPO Indonesia menempati posisi sebagai brand dengan raihan pangsa pasar kedua terbesar di kuartal I 2020 setelah Vivo.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
