Reporter: Agustinus Beo Da Costa | Editor: Sanny Cicilia
MEDAN. Lantaran harga minyak global turun, PT Pertamina Gas (Pertagas), lewat anak usahanya, PT Pertamina Niaga, menurunkan harga gas dari Terminal Regasifikasi Arun untuk Kawasan Industri medan dan Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangkei.
Direktur Utama PT Pertagas Niaga Jugi Prajugio menyatakan, ketika harga minyak dunia berada pada level di atas US$ 100 per barel dan harga solar industri berada pada kisaran US$ 30 sampai US$ 31 per mmbtu setara gas, perusahaannya menetapkan harga gas ke Kawasan Industri Medan sekitar US$ 19 per mmbtu sampai US$ 20 per mmbtu.
Dengan disparitas harga solar dan gas saat itu yang cukup tinggi, kata dia, pihaknya yakin banyak pelaku usaha yang akan beralih ke LNG tanpa pipa. Nah, untuk itu, karena harga minyak dunia sekarang berkisar US$ 60 per barel sampai US$ 65 per barel, disusul harga solar industri yang turun drastis pada kisaran US$ 16 sampai US$ 17 per mmbtu setara gas, maka Pertagas Niaga merasa perlu melakukan penyesuaian harga.
Saat ini, kata Jugi, PT Pertagas Niaga menetapkan harga gas untuk Kawasan Industri Medan (KIM) yang tak jauh dari terminal regasifikasi Arun sebesar US$ 13 per mmbtu sampai US$ 14 per mmbtu. Harga itu sudah termasuk toll fee yang ditetapkan Pertagas sebesar US$ 2,58 per mmbtu.
Sementara itu, harga gas untuk Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangke yang jaraknya 26 kilometer (km) akan dikenakan tambahan toll fee US$ 3 per mmbtu sehingga menjadi US$ 17 per mmbtu.
Direktur Utama Pertagas Hendra Jaya menyatakan, pihaknya memang membeli LNG dari Tangguh, Papua Barat, lalu dicairkan melalui pipa. Proses ini saja sudah memakan biaya.
Harga LNG saat ini sekitar 15% dari harga minyak dunia. "Ketika dibawa ke terminal penerimaan, ada biaya transportasi, biaya regasifikasi di terminal, toll fee. Inilah yang menjadi komponen harga gas dari terminal di Arun ke Medan sebesar itu," kata dia.
Wakil Ketua Apindo Sumatra Utara Johan Brien menilai, harga gas yang ditetapkan oleh Pertagas Niaga untuk Kawasan Industri Medan dan Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangke masih terbilang mahal. Dia membandingkan harga gas di beberapa negara yang bertetangga dengan Sumatra Utara, seperti Singapura yang hanya US$ 3,58 per mmbtu dan Malaysia yang hanya US$ 3,87 per mmbtu.
Dengan harga gas yang ditetapkan Pertagas Niaga tersebut, industri di Medan akan sulit bersaing dengan industri dari dua negara tetangga tersebut. "Idealnya harga gas di Medan dan Sumatera Utara berkisar US$6 per mmbtu. Di Jatim saja, US$ 6,5 per mmbtu dan di Batam, hanya US$ 6 per mmbtu," tegas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News