Reporter: Pratama Guitarra | Editor: Dupla Kartini
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pertamina (Persero) membatalkan rencana ekspor solar dalam waktu dekat. Hal itu diakibatkan meningkatnya konsumsi solar dalam negeri, sehingga stok solar Pertamina yang semula diprediksi surplus, kini justru turun.
Direktur Pemasaran Pertamina, Muchamad Iskandar menyatakan, pertumbuhan industri pertambangan menjadi pemicu peningkatan konsumsi solar. Sehingga, pemakaian solar masih untuk kebutuhan domestik.
"Stock sudah menurun, bulan kemarin yang kita prediksi surplus ternyata tidak terjadi,” katanya di Gedung DPR, Rabu (11/10).
Seperti diketahui, Pertamina memegang izin ekspor sebagai antisipasi kelebihan pasokan. Pasalnya, stok solar Pertamina sempat menyentuh kebutuhan selama 26 hari. Padahal, kapasitas maksimalnya hanya bisa menampung stok sampai 30 hari.
“Sekarang level stok dari 26 hari ke 22 hari, kemarin kalau sudah mentok ke 30 hari, daya tampung tidak ada, tapi ternyata malah konsumsi meningkat bagus. Stok operasi kita sebenarnya 20 hari kan cukup, sekarang 22 hari,” jelasnya.
Asal tahu saja, untuk saat ini volume konsumsi BBM jenis solar rata-rata mencapai 60.000 Kilo Liter (KL) per hari, atau sekitar 1,23 juta KL. Sebelumnya stok solar sempat menyentuh 1,87 juta KL. Dengan perincinan solar PSO atau penugasan 40.000 KL per hari dan 20.000 non PSO atau penugasan per hari.
Sejak Agustus lalu, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah memberikan izin ekspor BBM jenis solar kepada Pertamina. Izin ekspor tersebu berlaku selama enam bulan, yang nantinya juga bisa diperpanjang tergantung kebutuhan. Nantinya jika memang kelebihan solar di ekspor maka ekspor pun akan melalui tahapan lelang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News