Reporter: Agustinus Beo Da Costa, Azis Husaini | Editor: Azis Husaini
JAKARTA. PT Pertamina akhirnya menambah jumlah kontraktor pelaksana proyek peningkatan produksi minyak melalui mekanisme pengurasan tahap lanjutan alias enhanced oil recovery (EOR) di seluruh ladang minyak dan gas milik anak usahanya, PT Pertamina EP. Penambahan ini bak menepis anggapan bahwa proyek EOR ini hanya digarap satu kontraktor.
Sebelumnya, KONTAN edisi 30 Mei 2013 membeberkan, Pertamina menunjuk langsung hanya satu kontraktor EOR, yakni Daqing Enterprise International (DQE) dari China. Penunjukan kontraktor tunggal ini kabarnya merupakan titah Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Proyek EOR ini terbilang proyek jumbo. Ada sekitar 43 lapangan migas milik Pertamina EP yang menjadi target proyek EOR.
Estimasi kebutuhan dana satu proyek EOR minimal US$ 15 juta. Ini angka paling murah, lo. Dengan kebutuhan yang paling minimal itu saja, total nilai proyek EOR di ladang migas Pertamina EP ini sekitar US$ 645 juta alias sekitar Rp 6 triliun.
Muhammad Husein, Direktur Hulu PT Pertamina, mengatakan, saat ini perusahaan minyak plat merah ini masih membahas mekanisme penentuan kontraktor proyek EOR. Dia menjamin bahwa Pertamina tengah mencari mekanisme terbaik penentuan kontraktor proyek tersebut.
Kini, Pertamina menimbang tiga mekanisme, yakni proses tender, beauty contest, dan penunjukan langsung dengan syarat joint study. Setiap mekanisme itu akan diuji coba di beberapa lapangan, untuk memilih mekanisme terbaik.
Husein menambahkan, selain Daqing Enterprise International, Pertamina telah mengantongi lima sampai enam nama kontraktor. Dia menolak mengungkap nama-nama kontraktor proyek EOR tersebut. "Saat ini masih proses penjajakan," ujar dia kepada KONTAN, Selasa (25/6).
Sebelumnya, Pertamina pernah menyebutkan, selain Daqing Enterprise, dua kontraktor lain berminat menggarap proyek EOR. Mereka adalah PT Petrofac IKPT International, dan PT Schlumberger Geophysics Nusantara.
Direktur Pertamina EP Syamsu Alam menandaskan, pemilihan partner proyek EOR belum final. "Proses tersebut dilaksanakan Direktorat Hulu Pertamina, dan bukan di Pertamina EP," tandas dia.
Sekretaris Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Gde Pradnyana, mengingatkan, kontraktor proyek EOR akan dibayar kalau sukses menaikkan produksi minyak. "Jika tidak ada kenaikan produksi, biaya kontraktor EOR tidak akan diganti negara," katanya sembari menambahkan deadline penentuan kontraktor EOR adalah akhir Juni 2013.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News