Reporter: Filemon Agung | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Program digitalisasi Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) yang sedianya ditargetkan rampung pada Juni 2020 terpaksa harus mundur ke Agustus pasca terhambat pandemi covid-19.
VP Corporate Communication Pertamina Fajriyah Usman menerangkan ada sejumlah hambatan yang ditemui dalam upaya digitalisasi SPBU. "Masih banyak SPBU yang kondisinya sudah tua-tua dan harus dilakukan penyesuaian alat agar bisa terintegrasi IT. Bahkan ada juga beberapa SPBU yang tutup atau sedang dilakukan tahap renovasi," tutur Fajriyah kepada Kontan.co.id, Senin (13/7).
Baca Juga: Andai Pertalite dan Premium jadi dihapus, Ini dia bensin termurah
Kendati demikian, pihaknya berkomitmen untuk tetap merampungkan digitalisasi untuk 5.518 SPBU. Fajriyah melanjutkan, di tengah situasi pandemi, ada sejumlah proses pengerjaan yang menemui kendala sejak Maret 2020.
Adapun, kendala yang ditemui yakni terkait pengadaan spare part, proses instalasi dan integrasi di mana kegiatan tersebut membutuhkan kunjungan fisik tim teknis ke SPBU. Asal tahu saja, program digitalisasi SPBU dilakukan dalam rangka akuntabilitas data penyaluran jenis BBM subsidi atau disebut Jenis BBM Tertentu (JBT).
Sementara itu, realisasi pengerjaan program digitalisasi SPBU kini secara rerata telah mencapai di atas 70%.
Fajriyah mengungkapkan instalasi disepenser Automatic Tank Gauge (ATG) kini mencapai 88% atau sebanyak 4.886 SPBU. Sementara, instalasi IT sudah 86% atau sebanyak 4.756 SPBU. Kemudian integrasi sistem sudah 75% atau sebanyak 4.123. Dan pengetesan telah dilakukan pada sebanyak 54% atau sebanyak 2.982 SPBU