Reporter: Filemon Agung | Editor: Handoyo .
“Untuk diketahui, tim di lapangan yang melakukan instal atau integrasi itu harus melakukan kunjungan fisik ke lokasi SPBU. Tapi 3 bulan terakhir ada kesulitan kunjungan karena pandemi Covid-19 ini, karena ada juga beberapa daerah yang menerapkan PSBB saat pandemic ini. Untuk itu, kita targetkan penyelesaian program ini rampung di Agustus 2020,” kata Fajriyah.
Baca Juga: Pertamina sudah luncurkan 30 Pertashop di wilayah Jawa bagian Barat
Sebelumnya, Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas (BPH Migas) M. Fanshurullah Asa mengatakan, pihaknya berusaha melakukan penghitungan penyaluran BBM Subsidi secara tepat supaya pemerintah dapat membayar BBM tersebut sesuai dengan peruntukannya.
“Oleh karena itu, untuk menjaga keakuratan besaran subsidi, dibutuhkan penerapan IT Nozzle di titik serah SPBU,” ujar dia dalam siaran pers di situs BPH Migas, Rabu (8/7).
Sosok yang disapa Ifan ini menyebut, PT Pertamina (Persero) telah bekerja sama dengan PT Telkom Indonesia untuk melaksanakan program digitalisasi SPBU yang berjumlah 5.518 titik SPBU di seluruh Indonesia mulai 31 Agustus 2018 lalu.
Terlepas dari kendala yang ada, BPH Migas tetap meminta Pertamina untuk segera menyelesaikan dan meningkatkan akselerasi penyelesaian program digitalisasi SPBU dalam waktu yang tidak terlalu lama.
BPH Migas juga meminta agar digitalisasi SPBU dilengkapi dengan perangkat Video Analytic (CCTV) untuk merekam kendaraan dan nomor polisinya secara otomatis. Hal ini dilakukan untuk kepentingan rakyat Indonesia, agar pendistribusian JBT dan JBKP dapat dilaksanakan secara tepat sasaran dan tepat volume.
“Kami akan menugaskan seluruh pegawai BPH Migas untuk mengecek kelapangan apakah program digitalisasi SPBU ini dapat berjalan dengan baik,” jelas Ifan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News