Reporter: Pratama Guitarra | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. PT Pertamina (Persero) telah mengusulkan harga kenaikan harga Premium Rp 8.200 per liter dan Solar Rp 7.450 per liter. Hal itu dilakukan untuk mengimbangi penguatan dolar terhadap rupiah dan harga Indonesia Crude Price (ICP).
Direktur Pemasaran Pertamina, Ahmad Bambang mengatakan, sudah mengusulkan hal tersebut kepada Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Namun, ia enggan menyampaikan perhitungan kenaikan tersebut, apakah permintaan tersebut didasari atas kerugian yang diperoleh oleh Pertamina.
"Iya kita usulkan harga segitu. Tapi hitungan ini masih dalam rapat awal pertengahan bulan," jelasnya kepada KONTAN, Jumat (27/3).
Ia bilang, saat ini masih menunggu perhitungan dari pemerintah yang tekah disepakati internal Kementerian ESDM. "Pemerintah tentu saja punya hitungan dan pertimbangan sendiri. Saya juga belum tahu kapan diundang rapat soal ini karena saya masih di luar kota," tandasnya.
Sementara itu, Direktur Eksekutif Reforminer Eksekutif, Pri Agung Rakhmanto mengatakan, jika dilihat dari dua variabek antara pelemahan rupiah dan Indonesia Crude Price (ICP) bulan April ini BBM akan naik. "Yang menyebabkan naik signifikan itu itu dilihat dari rupiah, kalau ICP paling naik US$ 2 kenaikannya," jelasnya.
Ia bilang, layaknya jika harga naik dilihat dari harga keekonomian premium sekitar Rp 8.000 - Rp 8.500. "Diperkirakan naiknya bisa Rp 1.000, kalau pertimbangannya dari dua variabel tersebut, pemerintah harus perhatikan kurs rupiah di level 12.500 kalau mau aman. Jika di atas 13.000 kalau harga minyak rendah akan tetap naik," tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News