Reporter: Diki Mardiansyah | Editor: Tri Sulistiowati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pertamina Patra Niaga menyatakan ketersediaan Bahan Bakar Minyak (BBM) dan Liquefied Petroleum Gas (LPG) selama periode Ramadan dan Idul Fitri 2025 berada dalam kondisi aman, baik untuk produk subsidi maupun nonsubsidi.
Pelaksana Tugas Harian (PTH) Direktur Utama Pertamina Patra Niaga, Mars Ega Legowo Putra mengatakan, pihaknya telah menyusun strategi guna memastikan kelancaran distribusi BBM dan LPG selama periode tersebut.
"Kami menjaga proyeksi stok nasional BBM dan LPG dalam kondisi operasional normal sepanjang masa tugas Satgas Ramadan dan Idul Fitri ini," ujar Ega dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR, Selasa (11/3).
Adapun rata-rata ketahanan stok atau coverage days selama periode tersebut meliputi: Pertalite sekitar 20 hari, Pertamax 26 hari, Biosolar 21 hari, Avtur 30 hari, serta LPG 13,9 hari.
Baca Juga: Pertamina Pastikan Stok BBM Aman Jelang Ramadan dan Idulfitri 2025
Seperti tahun-tahun sebelumnya, konsumsi BBM dan LPG diperkirakan meningkat selama Ramadan dan Idul Fitri. Peningkatan ini dipicu oleh meningkatnya aktivitas rumah tangga, perjalanan kendaraan pribadi, serta mobilitas udara selama libur Lebaran.
Sebagai contoh, konsumsi LPG diproyeksikan naik 6,6% menjadi 30.240 metrik ton per hari. Sementara itu, penggunaan minyak tanah (kerosene) juga diperkirakan meningkat 3,5% menjadi 1.407 kilo liter (kl) per hari.
Beberapa jenis BBM juga diproyeksikan mengalami lonjakan permintaan, seperti Pertamax yang naik 16,9% menjadi 21.745 kl per hari, Pertamax Turbo meningkat 15% menjadi 844 kl, dan Pertalite naik 11,4% menjadi 82.969 kl per hari. Bahkan, konsumsi Pertamax Green diprediksi melonjak hingga 93,3% menjadi 33 kl per hari. Peningkatan ini mengindikasikan adanya lonjakan perjalanan kendaraan pribadi selama arus mudik dan liburan. Sementara itu, konsumsi Avtur diperkirakan naik 5,6% menjadi 13.218 kl per hari.
Di sisi lain, permintaan bahan bakar untuk sektor logistik justru mengalami penurunan. Konsumsi Biosolar diperkirakan turun 13,4% menjadi 37.763 kl per hari, sementara Dexlite mengalami penurunan 4,6% menjadi 1.818 kl.
"Penurunan ini umumnya disebabkan oleh liburnya sejumlah industri serta pembatasan operasional truk logistik di beberapa jalur, yang berdampak pada berkurangnya permintaan solar," jelas Ega.
Baca Juga: Pertamina Patra Niaga Buka Suara soal Dugaan Monopoli Penjualan LPG Non Subsidi
Selanjutnya: Resmi Jadi Bank Emas, BSI Siapkan 50 Unit ATM Emas di Indonesia
Menarik Dibaca: Rekomendasi 5 Film Horor Thriller Seram dan Menegangkan di Netflix
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News