kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.901.000   -7.000   -0,37%
  • USD/IDR 16.269   59,00   0,36%
  • IDX 6.881   16,02   0,23%
  • KOMPAS100 1.000   0,87   0,09%
  • LQ45 764   0,40   0,05%
  • ISSI 226   0,33   0,15%
  • IDX30 394   0,58   0,15%
  • IDXHIDIV20 454   -0,74   -0,16%
  • IDX80 112   0,00   0,00%
  • IDXV30 113   -0,50   -0,44%
  • IDXQ30 127   0,07   0,05%

Pertamina Retail-Lubricant buka bengkel modular


Senin, 26 Oktober 2015 / 14:04 WIB
Pertamina Retail-Lubricant buka bengkel modular


Sumber: Antara | Editor: Havid Vebri

JAKARTA. PT Pertamina Retail dan PT Pertamina Lubricant saling bersinergi dengan membuka bengkel model modular di setiap stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU).

"Sinergi ini adalah untuk mengembangkan Outlet Bright Oli Mart guna meningkatkan pelayanan SPBU," kata Direktur Operasi PT Pertamina Retail, Azwani ketika meresmikan Bright Oli Mart di Cakung, Jakarta, Senin (26/10).

Model Bom Modular adalah model bengkel dengan kontainer yang praktis dan ekonomis serta lebih cepat dalam pembangunannya. Selain itu, bengkel modular juga melayani 'one stop service', yaitu penjualan oli beserta service dan perbaikan ringan.

"Saat ini jumlahnya telah mencapai 31 outlet yang berlokasi diseluruh jaringan SPBU COCO di Sumatera, Jawa dan Bali," katanya.

Ke depannya, jumlah outlet akan diperbesar dan juga dikembangkan bersama dengan pihak swasta sebagai pengelolanya. "Tambal ban serta pengisian nitrogen, tune up kami sediakan semua perlengkapannya, jadi sekarang SPBU banyak fungsi selain pengembangan meeting point, atau rest area," katanya.

"Ini adalah hasil riset kami, bahwa SPBU bukan hanya sebagai pengisian tetapi juga banyak fasilitas pengembangan, bahkan nantinya diprediksi akan menjadi life style sebagai meeting point," katanya.

BOM atau Bright Oli Mart, juga memberikan pelayanan promosi. "Saya yakin ini akan diterima masyarakat sebagai konsep kekuatan anak perusahaan Pertamina, dan diharapkan menjadi salah satu penentu daya saing," kata Azwani.

Hingga saat ini pengelolaan sendiri masih ada di pihak Pertamina Retail, nantinya akan banyak ditawarkan kepada pihak swasta, agar banyak pengelola dengan memberikan pelayanan fasilitas maksimal.

Sebelumnya, laba bersih PT Pertamina (Persero) menurun sebesar 47% pada kuartal III 2015 dengan perbandingan pada tahun sebelumnya.

"Permasalahan yang menjadi kendala adalah kompleksitas dari kilang yang masih rendah dan kurangnya kapasitas 'demand', sehingga kita banyak impor, oleh karena itu belum bisa lepas dari kurs mata uang serta dari pengaruh harga minyak dunia," kata Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto.

Laba bersih pada kuartal III 2015 Pertamina adalah US$ 914 juta, pada tahun sebelumnya adalah US$ 1,73 miliar. Secara presentasi penurunannya adalah 47%.

Sedangkan realisasi investasi Pertamina pada kuartal III adalah US$ 2,5 miliar, pada sektor hulu US$ 2,0 miliar dan pada realisasi investasi nonhulu kuartal III adalah US$ 500 juta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×