kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pertengahan September, lelang empat blok tambang WIUPK akan digelar


Senin, 10 September 2018 / 12:55 WIB
Pertengahan September, lelang empat blok tambang WIUPK akan digelar
ILUSTRASI. Ilustrasi Opini - Skema Baru Lelang Blok Migas


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Lelang Wilayah Izin Usaha Pertambangan Khusus (WIUPK) memasuki babak baru. Keempat blok tambang tersisa akan masuk dalam lelang terbuka yang rencananya akan dimulai pada pertengahan September ini.

Direktur Bina Program Minerba Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Muhammad Wafid Agung menyebut, syarat dan ketentuan lelang terbuka tidak berubah. Sesuai dengan aturan dalam Keputusan Menteri (Kepmen) ESDM No. 1798 K/30/MEM/2018 dan Kepmen ESDM No. 11 Tahun 2018.

Begitu juga dengan nilai Kompensasi Data Informasi (KDI) masih tak ada yang berubah. Yakni merujuk pada Kepmen ESDM 1805.K/30/MEM/2018 tentang harga KDI dan informasi penggunaan lahan Wilayah Izin Usaha Pertambangan (WIUP) dan WIUPK periode tahun 2018.

“Rencana lelang terbukanya baru mulai pertengahan bulan ini. Mungkin bisa sampai awal tahun 2019. Untuk lelang ada opsi yang kita pertimbangkan seperti masa sanggah dan lainnya, makanya cukup panjang,” ujar Wafid saat dikonfirmasi Kontan.co.id, belum lama ini.

Sebagai informasi, sebelumnya, ada enam WIUPK eksplorasi dan sepuluh WIUP yang dilelang. Rinciannya, enam WIPUK eksplorasi itu ialah: Blok tambang nikel Latao di Kolaka Utara dengan luas 3.148 hektare (ha), blok tambang nikel Suasua di Kolaka Utara seluas 5.899 ha, blok tambang nikel Kolonodale di Morowali Utara seluas 2.180 ha, blok tambang batubara Rantau Pandan di Bungo seluas 2.826 ha, blok tambang nikel Matarape di Konawe Utara seluas 1.681 ha dan blok tambang nikel Bahodopi Utara di Morowali seluas 1.896 ha.

Dua dari enam blok WIUPK eksplorasi tersebut sudah dimenangkan oleh PT Aneka Tambang Tbk (Antam) pada Agustus 2018 lalu. Yakni blok tambang nikel Bahodopi Utara di Morowali, Sulawesi Tengah (Sulteng) dan blok tambang nikel Maratape di Konawe Utara, Sulawesi Tenggara (Sultra).

Sedangkan untuk 10 WIUP, kata Wafid, lelang dilakukan oleh masing-masing pemerintah daerah. Sedangkan dalam lelang terbuka empat WIUPK eksplorasi tersisa, baik BUMN, BUMD maupun badan usaha swasta, mendapatkan kesempatan yang sama untuk mengikuti proses lelang ini.

“Kami, pemerintah pusat, hanya berwenang mengelola WIUPK, sedangkan WIUP dilakukan oleh Pemda,” imbuhnya.

Wafid mengungkapkan, pada lelang sebelumnya dari keempat yang tersisa itu, dua blok tidak ada peminatnya, sedangkan dua blok lainnya ada peminat, namun tidak memenuhi syarat.

Dua blok tambang yang tidak ada peminatnya adalah blok tambang nikel Latao dan blok tambang nikel Suasua. Sedangkan dua blok yang ada peminat, namun tidak memenuhi syarat kualifikasi administrasi, finansial atau teknis ialah blok tambang nikel Kolonodale dan blok tambang batubara Rantau Pandan.

“(Alasan masuk lelang terbuka) karena tidak ada BUMN dan BUMD yang tertarik. Lets see, dengan lelang terbuka mungkin banyak badan usaha lain yang berminat,” kata Wafid saat dihubungi akhir pekan kemarin.

Merujuk pada Kepmen ESDM1805.K/30/MEM/2018, ada empat komponen yang diperhitungkan dalam menentukan harga KDI. Yakni luas wilayah, tipe deposit, status wilayah dan jarak ke loading/transhipment point.

Berdasarkan aturan tersebut, diperoleh harga KDI untuk keempat blok WIUPK eksplorasi tersisa, sebagai berikut: Blok Latao (Rp 414,8 miliar), Blok Suasua (Rp 984,85 miliar), Blok Kolonodale (Rp 209 miliar), dan Blok Rantau Pandan (Rp. 352,6 miliar).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×