kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.478.000   -4.000   -0,27%
  • USD/IDR 15.685   -195,00   -1,26%
  • IDX 7.504   8,04   0,11%
  • KOMPAS100 1.166   4,61   0,40%
  • LQ45 927   -2,36   -0,25%
  • ISSI 227   1,87   0,83%
  • IDX30 478   -1,88   -0,39%
  • IDXHIDIV20 574   -2,08   -0,36%
  • IDX80 133   0,26   0,20%
  • IDXV30 142   0,64   0,46%
  • IDXQ30 160   -0,33   -0,20%

Pertumbuhan bisnis properti tahun ini maksimal 20%


Selasa, 14 Oktober 2014 / 10:50 WIB
Pertumbuhan bisnis properti tahun ini maksimal 20%
ILUSTRASI. Cara Daftar TikTok Affiliate untuk Mendapatkan Uang Tambahan dan Syaratnya


Reporter: Namira Daufina | Editor: Markus Sumartomjon

JAKARTA. Dua bulan jelang tutup tahun 2014, para pebisnis properti sudah menerima nasib bahwa laju pertumbuhan bisnis properti sepanjang tahun ini tidak akan lebih baik dari 2013.

Menurut Amran Nukman, Ketua Dewan Pengurus Daerah Real Estate Indonesia (REI) DKI Jakarta pertumbuhan bisnis properti tahun ini bakal berkisar antara 15% sampai 20%. Turun dari pertumbuhan bisnis di 2013 yang bisa mencapai 30%. "Hajatan pemilu membuat stabilitas  goyah dan berpengaruh kepada kegiatan bisnis," katanya, Senin (13/10).

Ia menilai, waktu penyelenggaraan pemiliu, baik itu legislatif maupun presiden, memakan waktu yang cukup lama. Lebih dari enam bulan.  Belum lagi proses penyusunan kabinet hingga pelantikan pemerintah baru yang berlangsung 20 Oktober nanti.

Imbasnya, banyak pengembang yang mengerem  pengerjaan proyek baru. Kelanjutan proyek baru diperkirakan berlangsung di November nanti. "Bisa dipastikan pengembang bakal kebut pengerjaan proyek baru untuk kejar target bisnis," ucapnya tanpa merinci lebih lanjut.

Hal lain yang bakal menjadi perhatian pengembang adalah soal rencana kenaikan bahan bakar subsidi (BBM). Bila kondisi ini terjadi, Amran mengakui bahwa para pebisnis kontraktor yang menjadi mitra kerja pengembang bakal menaikan harga sekitar 5% pada Maret 2015 nanti. Alhasil, tahun depan bakal dipastikan harga properti pasti melonjak. "Naik sudah pasti, cuma 15%-20%," timpal dia. 

Meski begitu, Amran mewanti-wanti pengembang kecil dan menengah yang tak kuasa mendongkrak harga tahun depan. Bila salah perhitungan, pengembang kecil dan menengah yang menjual produk properti di bawah Rp 3 miliar, bakal sulit menjajakan produk properi. Lain cerita pengembang besar yang secara segmen tidak terlalu berpengaruh terhadap lonjakan harga jual.

Yang jelas, pihaknya bakal optimistis tahun depan bisnis properti, khususnya di Jakarta dan sekitarnya bakal tetap tumbuh. Terlebih beberapa proyek infrastruktur tengah digarap di ibukota ini. Misalnya proyek mass rapid transportation (MRT),  ruas busway Ciledug - Blok M, hingga ruas jalan tol JORR.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Eksekusi Jaminan Fidusia Pasca Putusan MK Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES)

[X]
×