Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Dina Hutauruk
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Prima Karya Sarana Sejahtera (PKSS), anak usaha Dana Pensiun BRI dan Yayasan Kesejahteraan Pekerja Bank Rakyat Indonesia (YKP BRI) melihat potensi bisnis alih daya di Indonesia masih sangat besar.
Pertumbuhan ekonomi dan industri yang pesat telah menggerakkan dunia usaha. Perusahaan-perusahaan semakin membutuhkan sumber daya manusia (SDM). Namun, kompleksitas dan kesulitan pengelolaan SDM di kalangan pengusaha besar maupun kecil meningkat dalam beberapa dekade terakhir,
Kondisi tersebut membuat pengelolaan SDM dan juga penyediaan tenaga kerja yang kompeten semakin krusial. Bagi pelaku usaha menggunakan jasa perusahaan yang bergerak di bidang pengelolaan SDM dan penyediaan tenaga alih daya profesional penting sebagai langkah efisiensi.
Oleh karena itu, PKSS siap semakin ekspansif menggarap pasar dengan meningkatkan layanan kepada para mitranya. Jika selama ini perusahaan penyedia jasa pengelolaan SDM dan ketenagakerjaan yang lebih banyak menyalurkan tenaga alih daya ke BRI Group, maka mulai tahun ini akan berupaya meningkatkan porsi dari non captive market atau di luar BRI Group.
“Selama ini bisnis kami 70% melayani BRI Group dan 30% dari luar atau non captive market. Ke depan, kami akan meniingkatkan non captive market secara bertahap hingga 40% dan tahun ini ditargetkan bisa 35%,” kata Direktur Utama PT PKSS, Revi Rizal Latif, saat ditemui KONTAN, Selasa (27/2).
Baca Juga: Tebar Insentif, Pekerja IKN Bakal Terima Gaji Tanpa Potongan Pajak
PKSS merupakan salah satu perusahaan alih daya terbesar di Indonesia. Revi mengatakan bisnis PKSS konsisten tumbuh dan sudah profit sejak awal berdiri pada tahun 1999. Perusahaan ini mencatatkan pendapatan sebesar Rp 4,03 triliun pada tahun 2023, tumbuh 105% secara tahunan (year on year/yoy). Adapun laba yang dibukukan mencapai Rp 222,8 miliar atau melonjak 123,3% secara yoy.
Revi melihat potensi pertumbuhan bisnis PKSS masih sangat besar. Apalagi, berbagai sektor industri saat ini tengah berupaya meningkatkan efisien, termasuk di industri keuangan yang menjadi salah satu sektor yang jadi fokus PKSS. Di industri perbankan, kata dia, salah satu strategi menurunkan BOPO adalah melakukan efisiensi dari sisi SDM lewat alih daya tenaga kerja.
“Sekarang banyak bank maunya seamless, tetapi bisnis harus tetap jalan seperti biasa. Maka di sisi potensi tenaga collection yang bisa kami garap masih sangat besar,,” tambah Revi.
Direktur Bisnis PKSS Rahman Arif mengatakan, pihaknya harus aktif memanfaatkan peluang tersebut dengan layanan yang mumpuni. Peluang lainnya, kata dia, ada 1,8 juta tenaga honorer di pemerintahan akan beralih ke outsourcing.
Mengingat selama ini PKSS lebih banyak menggarap bisnis di BRI Group, brand awareness KPSS belum optimal. Oleh karena itu, Arif bilang pihaknya tahun ini akan fokus meningkatkan brand awarness tersebut.
Baca Juga: Serikat Buruh Ajukan Gugatan Uji Materil UU Cipta Kerja ke MK
Perusahaan ini juga sudah memiliki kekuatan baru karena sudah mendigitalisasikan layanan. “Kami memiliki aplikasi dashboard manage service sales untuk memantau pencapaian penjualan layanan yang dikelola, E-archive untuk pengelolaan arsip secara digital dan E-recruitment untuk mengoptimalkan proses perekrutan (Talent Pooling). Layanan ini tentunmenjadi nilai tambah bagi user atau mitra. ” jelasnya. Dengan demikian, solusi layanan terpadu ketenagakerjaan dan SDM yang kami tawarkan sangat efektif dan efisien
Adapun pada tahun 2027, PKSS menargetkan sudah bisa go global. Perusahaan akan hadir memberikan layanan ke negara-negara yang sudah dihadiri BRI dengan mendirikan jeringan kantor. Arif mengatakan, likuiditas perusahaan yang cukup kuat akan mendukung untuk mewujudkan rencana tersebut.
Mengelola Pekerja 50.000 Lebih
PKSS memiliki 34 jaringan kerja yang tersebar di seluruh Indonesia. Perusahaan ini mengelola sumber daya manusia lebih dari 50.000 pekerja dan bersinergi dengan lebih dari 300 perusahaan baik BUMN, perusahaan swasta nasional maupun multinasional. Adapun sektor bisnis yang dilayani antara lain keuangan, farmasi, kementerian, perusahaan multinasional, hospitality, serta sektor migas.
Arif menjelaskan, PKSS mengembangkan sumber daya manusia perusahaan mitra dengan tiga solusi terpadu, yakni Man Power Outsourcing (MPO), Business Process Outsourcing (BPO) dan Knowledge Process Outsourcing (KPO)," ujar Rahman.
Lini MPO akan menyediakan SDM yang profesional dan ahli di bidangnya bak itu untuk pemasaran, IT, manajer, pengamanan dan bidang lainnya dengan metode penyaringan yang sangat ketat sekaligus menyediakan asesmen bisnis.
Sedangkan lini BPO menyediakan solusi layanan SDM yang mampu menjalankan pelaksanaan fungsi strategi bisnis perusahaan mitra seperti pengelolaan penggajian tunjangan dan pajak, pengelolaan asuransi, pengelolaan administrasi, layanan keamanan dan pendataan.
Lalu, KPO yang akan menyediakan solusi layanan untuk meningkatkan pengetahuan SDM melalui pelatihan dan pendidikan sehingga mampu menjalankan pelaksanaan fungsi atau tugas bisnis strategis perusahaan Anda.
Baca Juga: Grup Merdeka Kedepankan Komitmen Kesetaraan dan Keberagaman Dalam Lingkungan Kerja
Melalui solusi layanan yang torpedo di bidang pengelolaan SDM, PKSS akan mendorong perusahaan mitra agar fokus pada pengembangan dan efisiensi bisnis. "Para pemimpin bisnis melakukan alih daya fungsi SDM untuk menyederhanakan operasi mereka, namun terkadang proses ini malah menyebabkan proses pengelolaan melibatkan banyak vendor yang memakan waktu. Kami, bisa meminimalkan itu karena layanan kami yang terpadu dan terintegrasi," ujarnya.
Sementara, Direktur Operasional dan Keuangan Rudy Andimono menjelaskan, proses yang dilangsungkan PT PKSS berusaha menjamin terciptanya SDM dengan pengetahuan, keterampilan, dan keahlian terbaik serta terjamin .
Hal itu diwujudkan karena PKSS telah memiliki sertifikasi berstandar nasional dan internasional meliputi ISO 27001:2013 (Informasi Security Manajeman System) ISO 9001:2015 (Sistem Manajemen Mutu), ISO 14001:2015 (Sistem Manajemen Lingkungan), ISO 45001:2018 (Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja), ISO 37001:2016 (Sistem Manajemen Anti Penyuapan), dan SMK3 PP50 Tahun 2012 (Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja).
Selain itu, PKSS juga tergabung dalam 5 Asosiasi terbesar di Indonesia yaitu KADIN , ABADI (Asosiasi Bisnis Alih Daya Indonesia), APSI (Asosiasi Profesi Satpam Indonesia), ABUJAPI (Asosiasi Badan Usaha Jasa Pengamanan), dan APKLINDO (Asosiasi Perusahaan Klining Servis Indonesia).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News