Reporter: Dadan M. Ramdan | Editor: Dadan M. Ramdan
Kemampuan mengotak-atik komputer mengantarkan Amin Cheng meraih sukses di bisnis situs iklan properti. Model bisnis yang ia geluti terbilang sederhana, tak butuh modal besar, kantor luas, atau pekerja banyak. Hanya dibantu sang istri dan dua pekerja, Amin mengoperasikan sejumlah situs iklan properti dari rumahnya di Jalan Pendidikan Nomor 51 Bintaro, Jakarta Selatan. Situs tersebut antara lain sewa-apartemen.net, jakarta-apartment.net, kostjakarta.com, tempat-kost.com, tempat-usaha.com, sewa-villa.com, sewa-kantor.net, sewa-rumah.net, dan sewa-harian.com.
Koleksi website iklan properti semakin lengkap dengan beroperasinya situs jual-apartemen.com, jualrumahjakarta.com, jualsewatanah.com, dan sewaoffice.com. Tak cukup sampai di situ, Amin, yang seorang programmer, akan terus menambah koleksi situs iklan spesifik lainnya. “Bisa dibilang, saya pelopor iklan niche market,” kata pria kelahiran Medan, 46 tahun silam, ini.
Modal Amin, rajin mengerjakan search engine optimization (SEO). Alhasil, situs-situsnya selalu bertengger di deretan teratas di mesin pencarian Google. Ambil contoh, saat memasukkan kata kunci sewa apartemen, apartemen murah, sewa apartemen harian, atau sewa apartemen jakarta ke mesin pencarian Google, nama sewa-apartemen.net akan berada di urutan teratas.
Sebagai programmer, ayah tiga anak ini paham betul, agar bisa menggaet iklan, situsnya harus berada di posisi bagus pada Google search. Maka, ia pun membeli domain yang sesuai target pasarnya. “Saat itu, SEO dengan keyword dalam nama domain sangat berpengaruh. Sekarang kayaknya juga masih, tapi enggak sebesar dulu,” terang Amin, yang sempat kuliah tiga semester di jurusan manajemen informasi STIMIK Swadarma, Jakarta.
Di iklan properti, sewa-apartemen.net merupakan situs pertama yang dimiliki Amin sejak 2008 silam. Mulanya, tidak terbersit sedikit pun di benak Amin bahwa iklan properti bakal menjadi mesin uang. Sebelumnya, ia memiliki situs iklan yang menyediakan jasa jual-beli anjing, hibah anjing, sampai cari jodoh untuk anjing. Memang situs ini masih bertahan hingga sekarang tapi tidak mulus. Jauh sebelum mengembangkan bisnis iklan properti, pada 2002, Amin merintis bisnis software pajak dengan produk Krishand Payroll. “Sebenarnya situs iklan properti ini usaha sampingan karena awalnya saya bisnis software pajak,” ungkapnya.
Saat membuat software PPN, PPh 21 dan PPh 23, aplikasi tersebut juga diperluas ke sistem payroll. Nah, seiring perkembangan zaman, pemerintah memperkenalkan sistem e-SPT. Sebab itu, Amin fokus pada pengembangan payroll dan accounting inventory. Kini, pengguna software Krishand sudah mencapai ribuan perusahaan. Banyak perusahaan startup yang menggunakan aplikasi ini. “Mungkin payroll kami yang paling banyak user-nya,” klaim Amin.
Tahan banting
Tak dinyana, berkat keuletannya, situs iklan properti justru menjadi penghasil uang utama bagi Amin. Padahal, modal untuk membangun situs plus biaya operasionalnya tidak lebih dari Rp 1 juta. Memang, bisnis berjalan sangat pelan ibarat kura-kura, tapi berkembang sesuai kapasitas. Pasalnya, bisnis yang digeluti Amin mempunyai pondasi yang kuat, yakni pasar yang besar. “Kami ini perusahaan kecoak, tapi tahan banting di segala kondisi. Tetap survive dalam kondisi sulit,” akunya.
Kondisi itu berbeda dengan kebanyakan startup yang ingin cepat besar sehingga giat mencari suntikan dana besar dengan melobi perusahaan raksasa. Sebagian sukses, tapi kebanyakan gagal di tengah jalan. Amin sebaliknya. Ia mendesain situs iklan yang sederhana, biaya murah tapi efektif supaya tidak membutuhkan pekerja yang banyak. Modelnya mirip blog yang memuat sejumlah iklan dalam satu layar penuh. Kelebihannya, memudahkan pengunjung dalam melakukan pencarian tanpa harus banyak mengklik.
Bagi pengelola juga tidak direpotkan dengan input data yang banyak karena langsung dilakukan oleh user dengan mengisi format yang sudah disediakan dalam situs. Iklan akan aktif tayang setelah biaya iklan masuk rekening bank. Pada dua tahun pertama, situs iklan masih gratis. Selain diisi dengan iklan apartemen miliknya, Amin juga memasang iklan sewa apartemen milik orang lain setelah menyebar promosi lewat layanan pesan singkat atawa SMS. Seiring dengan waktu, pengiklan datang sendiri karena melihat peringkat sewa-apartemen.net cukup bagus di Google.
Itu sebabnya, Amin tak khawatir dengan kehadiran perusahaan besar yang masuk ke bisnis ini. Alasannya, ia sudah lebih dulu merintis usaha situs iklan dengan bermodal kecil dan risiko minim, yang sebetulnya bisa dilakukan oleh siapa saja. “Sekarang biaya operasional tidak lebih dari Rp 10 juta untuk mengelola semua situs,” paparnya.
Dari dua lini usaha situs iklan properti dan penjualan software payroll, Amin bisa mengeruk pemasukan yang lumayan tebal. Adapun profil pengiklan terdiri dari 60% pemilik (investor) dan sisanya, 40%, perusahaan agen yang tersebar di Jabodetabek, Bandung, Surabaya, dan kota lainnya. ”Target saya, per web bisa dapat 100 iklan per hari,” sebutnya.
Target ini realistis. Kenapa? Pertumbuhan properti semakin menggeliat. Otomatis, kebutuhan iklan untuk memasarkan produk semakin tinggi. Memang saat ini bisnis properti sedang lesu akibat pelemahan ekonomi. Nyatanya sama sekali tidak berimbas terhadap jumlah pengiklan. Justru pelanggan setia berlomba-lomba menyewakan atau menjual properti agar cepat laku. Pengiklan rela membayar ulang agar iklannya tetap berada dalam daftar teratas.
Sejatinya tidak mudah orang mau membayar situs iklan karena banyak situs serupa yang gratis. Bedanya, situs iklan gratis kerap tidak bisa diandalkan karena ada sistem moderasi, sehingga belum tentu tayang. Pemilik atau investor apartemen akan merasa rugi jika propertinya telat disewakan. “Dalam sehari saja potensi rugi bisa Rp 500.000,” ujar Amin, yang juga menyewakan sejumlah apartemen miliknya, hasil jerih payah usaha selama ini.
Dukungan Keluarga
Salah satu kunci kesuksesan bisnis yang dijalani Amin Cheng adalah dukungan keluarga yang sangat besar, terutama dari istri. “Dukungan keluarga, terutama pasangan sangat memegang peranan penting. Juga jangan lupa berdoa. Doa orangtua akan menambah energi positif dalam usaha kita,” ucapnya. Amin terlahir dari keluarga yang bukan berada, malah bisa dibilang susah. Ayahnya hanya seorang tukang masak. Sewaktu kecil, tinggal di satu desa di pinggiran Medan, Sumatera Utara. “Waktu kecil, saya ingat, hidup susah. Satu tas sekolah saja bisa dipakai sampai bertahun-tahun,” tuturnya.
Sewaktu SD, Amin bilang, hampir tidak pernah jajan di sekolah. Botol minum yang dia bawa pun, berasal dari bekas botol suplemen. Tapi kondisi sulit justru menempa mental Amin semakin kokoh. “Jika meyakini suatu hal, tidak pernah berhenti memikirkan dan tekun mengerjakannya,” kata Amin soal prinsip hidup. Tamat SMA di Medan, Amin memutuskan bekerja di PT Agri Andalas, perusahaan kelapa sawit, setelah mendapat kursus selama tiga bulan. “Waktu kursus itu, saya sempat belajar programming, makanya di perkebunan, saya paling paham komputer,” akunya.
Pada 1992, Amin pindah ke perusahaan oli Castrol di Bengkulu. Selanjutnya ia ditempatkan di Jakarta karena perusahaan ini memiliki cabang baru. Posisi pekerjaan di pembukuan dan support komputer.
Terakhir, ia bekerja di Salim Group. Sebelumnya, ia pun pernah bekerja di Metro Supermarket. Amin sempat kuliah di Jurusan Manajemen Informatika STIMIK Swadarma, Jakarta, namun hanya selama tiga semester. Ia putus kuliah akibat sibuk usaha. Bekal kemampuan IT dan pembukuan menjadi modal Amin menciptakan software
Krishand Payroll.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News